Frankfurt (ANTARA News/AFP) - Kepala DWS, "investment fund" (dana investasi) terbesar Jerman, merasa krisis China merupakan ancaman terbesar bagi ekonomi global saat ini, katanya dalam sebuah wawancara yang akan dipublikasikan pada Jumat.

"Risiko terbesar ke pasar keuangan global adalah kemerosotan ekonomi di China," kata Klaus Kaldemorgen kepada majalah Capital.

"Krisis di China akan jauh lebih berbahaya bagi perekonomian global sekarang daripada krisis di Amerika Serikat," tambahnya.

Banyak pengamat melihat dengan hati-hati indikator ekonomi AS untuk tanda-tanda kemungkinan kemerosotan kembali ke resesi di perekonomian terbesar di dunia.

Tapi Kaldemorgen mengatakan, pasar real estate China, yang meningkat drastis dalam tahun-tahun terakhir, adalah apa yang paling dikhawatirkan.

"Cina membeli lebih banyak aset-aset real estat dari yang mereka butuhkan sendiri, mereka berspekulasi," jelasnya, yang dapat menyebabkan sebuah "gelombang jual" ketika pasar mencapai puncaknya.

Kaldemorgen mencatat rendahnya kualitas beberapa bangunan China dan memperkirakan bahwa dalam 12-15 tahun banyak yang mulai menunjukkan tanda-tanda aus, pada saat dimana bisa terjadi `rush` untuk melepas kembali.

Pengelola dana tidak mengatakan berapa banyak kelompoknya telah berinvestasi di China.

China, dan Asia pada umumnya, telah menarik investasi yang besar dan tumbuh sebagai daerah bernasib jauh lebih baik daripada Barat akibat kemerosotan global dan krisis keuangan.

Banyak yang percaya Asia menawarkan tingkat pengembalian berkelanjutan selama bertahun-tahun yang akan datang tetapi ada peringatan lain adalah bahwa unsur spekulatif di pasar Asia bisa memicu masalah.

Pada 1997-1998, Asia mengalami krisis keuangan sendiri yang mengakibatkan dana talangan masif Dana Moneter Internasional untuk beberapa negara dengan beberapa tahun pertumbuhan sub-normal.

DWS, yang mengelola aset untuk bank terbesar Jerman, Deutsche Bank, memiliki sekitar 262 miliar euro (350 miliar dolar) di bawah manajemen, menjadikannya salah satu dana investasi terbesar di seluruh dunia. (A026/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010