Mataram (ANTARA News) - Dinas Sosial Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat menyalurkan bantuan bahan makanan kepada korban banjir yang melanda empat kelurahan di wilayah itu.

Kepala Dinas Sosial Kota Mataram, Makmun, di Mataram, Rabu malam, menyebutkan, empat kelurahan yang terendam banjir yaitu Kelurahan Babakan dan Abian Tubuh Kecamatan Sandubaya, Kelurahan Seganteng Kecamatan Cakranegara dan Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela.

"Dari empat kelurahan yang terkena banjir, baru kelurahan Abian Tubuh dan Babakan yang mendapat bantuan makanan karena dua kelurahan itu paling parah kondisinya," katanya.

Ia mengatakan, bantuan yang diberikan kepada warga korban banjir berupa beras, mie rebus dan ikan sarden. Jumlah bantuan didistribusikan berdasarkan laporan dari aparat lurah setempat. Namun, jika masih terjadi kekurangan pemerintah siap untuk menambah bantuan.

Makmun juga mengakui bahwa pendataan warga korban banjir yang terjadi di empat kelurahan masih terus berlangsung. Hasil pendataan tersebut akan digunakan untuk menentukan berapa jumlah bantuan makanan yang akan didistribusikan.

Proses pendataan dilakukan oleh aparat kelurahan bekerja sama dengan Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari Dinas Sosial Kota Mataram dan aparat kepolisian serta dari unsur Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Sampai malam ini saya masih `stand by` di kantor menunggu informasi berapa jumlah warga yang menjadi korban banjir dan kondisi di lapangan seperti apa. Dengan begitu, kami bisa menyesuaikan berapa jumlah bantuan makanan dan obat-obatan," katanya.

Menurut dia, banjir yang melanda empat kelurahan di Kota Mataram karena hujan lebat yang terjadi sejak pukul 14.30 WITA hingga 17.30 WITA.

Kondisi tersebut diperparah oleh adanya kiriman air dari kawasan timur Kota Mataram, melalui sejumlah kali yang melintasi beberapa kelurahan yang terkena banjir.

"Kali Unus di Kelurahan Babakan tidak mampu menampung air kiriman dari wilayah timur, sehingga meluap ke pemukiman warga. Begitu juga dengan kali yang ada di Kelurahan Tanjung Karang," katanya.

Makmun mengatakan, warga korban banjir mengungsi ke rumah-rumah anggota keluarga terdekat yang tidak terkena banjir, sehingga pihaknya belum mendirikan tenda-tenda darurat untuk warga korban banjir.

Selain mengungsi di rumah keluarga, warga korban banjir juga untuk sementara ada yang mengungsi di rumah ibadah sambil menunggu air yang menggenangi rumah mereka surut.

"Informasi dari lapangan. Air yang menggenangi rumah warga sudah mulai surut. Tapi kami tetap waspada karena bisa saja hujan kembali turun karena kondisi cuaca masih agak mendung. Tagana dan aparat kepolisian masih berjaga-jaga di lokasi banjir," katanya. (WLD/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010