Bengkulu (ANTARA News) - Tim SAR berhasil menemukan jenazah terakhir korban tengelam di pantai Desa Serangai Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, Rabu pukul 16.30 WIB.
"Kami akhirnya berhasil menemukan korban meninggal dunia yang keempat setelah proses pencarian sekitar tiga hari," kata anggota tim SAR dari Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Bengkulu Thasriful, Rabu.
Ia menyebutkan, jenazah keempat tersebut bernama Bonce (45) yang tenggelam sejak Minggu(19/9) di pantai Desa Serangai.
Jenazah tersebut berhasil ditemukan pada Rabu pukul 16.30 WIB di muara antara pantai Desa Selolong dengan Desa Serangai Kabupaten Bengkulu Utara.
"Saat ditemukan kondisi jenazah sangat memprihatinkan yakni kulitnya mengelupas dan tubuh membesar," katanya.
Oleh tim SAR, jenazah tersebut segera dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah M Yunus Kota Bengkulu untuk diperiksa.
Ia menerangkan, korban yang belum ditemukan tersebut sebenarnya berniat menolong rekannya yang bernama Dede(55) tetapi akhirnya ikut menjadi korban juga.
Pencarian korban terakhir ini kata Thasriful cukup memakan waktu yang lama karena terhalang buruknya cuaca yang menyebabkan ombak laut besar dan kecepatan angin diatas normal.
Sehari sebelumnya, tim SAR berhasil menemukan Korban meninggal dunia bernama Andres(25) yang merupakan warga Jakarta dan telah diterbangkan dengan pesawat Lion Air pada Rabu pukul 10.45 WIB untuk dimakamkan di daerah asalnya.
"Korban ditemukan di belakang rumah seorang warga Kota Agung pada Selasa(21/9) sekitar pukul 17.40 WIB dalam kondisi memprihatinkan tetapi masih tetap utuh," katanya.
Kronologis kejadian bermula dari upaya tujuh orang menuju kapal tua yang terdampar sejak 2008 di pantai Desa Serangai pada Minggu(19/9) sore.
"Mereka menaiki kapal nelayan, ketika pulang saat 50 meter lagi mencapai tepian pantai tiba-tiba kapal tersebut dihantam ombak dari belakang sehingga terbalik," ujarnya.
Ia menerangkan, dari tujuh orang tersebut yang berhasil selamat yakni Simon(55), Abdul Rahman(35) dan Rodianto(41). Sedangkan yang meninggal dunia ada empat orang yakni Dede(55) dan Zulheriadi(33), Andres(25) dan Bonce(45).
Terkait dengan peristiwa tengelamnya tujuh korban tersebut, Kasi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Pulau Baai Bengkulu Sudiyanto, mengimbau, agar warga yang beraktivitas di laut hendaknya waspada.
"Saya imbau kepada para nelayan dan seluruh warga yang beraktivitas di laut sebaiknya jangan dulu melaut terlalu jauh dari bibir pantai sebab kecepatan angin dan ketinggian gelombang masih di atas normal," katanya.
Ia menerangkan, beberapa hari ini ketinggian gelombang mencapai 3,5 meter dan kecepatan angin mencapai 20 knots per jam, sehingga membahayakan kapal nelayan.(*)
(ANT-213/A033/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010