"Angin pertama cuman genteng rumah penduduk saja yang rusak berterbangan, namun pada kemunculan angin puting beliung kedua sebuah restoran ambruk rata dengan tanah," kata Ketua Adat Banjar Kutuh Kaja I Nyoman Wardana didampingi Ketua LSM Kombalub (Komparasi Global Ubud Peduli) I Wayan Roja, Rabu.
Ia mengatakan, pada kemunculan angin puting beliung pertama, hanya atap restoran itu yang rusak. "Saat itu, ada empat wisatawan terjebak di dalamnya ketika santai menikmati minuman," jelasnya.
Tiba-tiba, tidak disadari muncul angin kencang susulan kedua yang mengakibatkan dua pohon albesia setinggi belasan meter yang berada dekat restoran itu roboh.
Setelah itu, kata Wardana, kedua pohon albesia itu menimpa restoran tersebut hingga ikut roboh dan keadaannya rata dengan tanah," ucapnya.
Ia mengatakan, keempat wisatawan itu beruntung selamat, karena begitu cepat menghindar dari restoran yang tertimpa pohon tersebut.
Dari empat wisatawan asing yang selamat itu, jelas Wardana, hanya seorang yang bernama Jhon asal Australia tangannya lecet tergores kayu.
Karena lukanya tidak terlalu parah, Jhon menolak ketika hendak diantarkan berobat ke rumah sakit terdekat. "Turis asing itu malah masih ingin tetap berada di lokasi untuk melihat situasi dan kondisi lebih lanjut," katanya.
Menurut Wardana, selain menghancurkan sebuah restoran berukuran 21 meter X 6 meter milik I Nyoman Sugirawan, akibat tumbangnya pohon albesia itu membuat dua unit mobil Feroza dan Jazz serta dua unit sepeda motor yang diparkir dekat rumah makan itu mengalami kerusakan.
Selain merusak sejumlah mobil serta sepeda motor, tumbahnya, akibat pohon albesia tumbang itu juga memacetkan arus lalu lintas di Jalan Tirta Tawar, Banjar Kutuh Kaja, Kelurahan/Kecamatan Ubud.
Aparat kepolisian, pemerintah serta masyakakat bahu-membahu membersihkan jalan itu. "Kami sedang melakukan pemotongan ranting kayu, supaya arus lalu lintas cepat lancar lagi," ujarnya.
(ANT-199/T007/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010