Jakarta (ANTARA) - Salah satu permasalahan serius yang dihadapi nelayan Indonesia saat ini adalah kurangnya infrastruktur dasar dan kumuhnya lingkungan permukiman masyarakat nelayan. Padatnya populasi, belum optimalnya fasilitas umum serta kurangnya kesadaran warganya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan menjadi kendalanya.

Program kampung nelayan maju (kalaju) yang digagas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Ditjen Perikanan Tangkap menjadi jawaban dari permasalahan tersebut. Pemerintah berupaya untuk menata kampung nelayan agar semakin bersih, sehat dan terhindar dari kesan kumuh serta SDM nelayan yang terberdayakan.

Upaya ini sejalan dengan tujuan program terobosan pertama KKP 2021-2024 yang digaungkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, yakni peningkatan PNBP sumber daya perikanan tangkap untuk kesejahteraan nelayan.

Senada, Plt. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, M. Zaini mengatakan pada tahun 2021 KKP menargetkan 25 lokasi penataan kampung nelayan yang bersumber dari APBN. Meski demikian, kerja sama dengan berbagai pihak juga perlu dilakukan salah satunya melalui mekanisme _corporate social responsibilty_ (CSR) dan PKBL dari BUMN maupun perusahaan swasta.

"Kami menyambut baik terselenggaranya program klaster pertanian dan perikanan Desa Sejahtera Astra Tahun 2021. Hal ini selaras dengan program kalaju guna mewujudkan pengelolaan perikanan tangkap yang maju dan berkelanjutan untuk mencapai kesejahteraan nelayan," ungkapnya saat memberikan sambutan dalam kegiatan grand launching desa sejahtera Astra 2021 melalui daring yang juga turut dihadiri Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Selasa (15/6/2021).

Zaini menyebut sinergitas dimaksud diharapkan mampu memberikan perhatian bersama untuk pembangunan pemukiman dan penyediaan kebutuhan dasar masyarakat nelayan. Selain itu dapat berdampak pada menguatnya produk unggulan perikanan agar mampu bersaing di pasar global.

"Namun perlu menjadi catatan, seluruh harapan tersebut bisa terwujud hanya apabila nelayan bisa sepenuhnya berpartisipasi dalam proses-proses pembangunan. Jadi semua pihak terlibat termasuk nelayan itu sendiri," imbuhnya.

Sementara itu, Diah Suran Febrianti Head of Environment & Social Responsibility Astra mengatakan tercatat ada 200 desa sejahtera Astra di bidang perikanan yang telah dikembangkan. Desa tersebut telah menghasilkan berbagai produk hasil perikanan laut dan turunannya.

"Dalam klaster perikanan ini terlibat sebanyak 28.117 orang. Data kami mencatat terdapat peningkatan pendapatan sebesar 34,07 persen serta membuka lapangan kerja baru bagi 1.076 orang dan 87,4 persen produk terserap pasar," jelasnya.

Dia menerangkan dalam mengembangkan desa sejahtera gugus perikanan, Astra didukung oleh berbagai pihak, tidak hanya dari pemerintah juga dari UKM Center Universitas Indonesia sebagai fasilitator. Selain pendampingan, juga mengembangkan kemandirian kelompok nelayan binaan guna terciptanya link and match antara pembeli dan kelompok binaan.

"Kami sangat berterima kasih atas keterlibatan berbagai pihak ini. Pembinaan klaster desa yang terintegrasi ini diharapkan dapat mendukung kapasitas produksi dari produk unggulan, meningkatkan global value chain, serta membentuk kemandirian melalui akademi pertanian dan perikanan Astra," pungkasnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021