Jakarta (ANTARA) - Bank Dunia melalui laporan Indonesia Economic Prospects (IEP) bertajuk Boosting The Recovery merekomendasikan empat pilar reformasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan di Indonesia yang terdampak pandemi COVID-19.
“Rencana reformasi untuk menciptakan pekerjaan dapat dibangun di atas empat pilar,” kata Kepala Perwakilan Bank Dunia Untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen di Jakarta, Kamis.
Pilar pertama adalah menciptakan lapangan pekerjaan di masa krisis dengan melakukan retensi terhadap pelatihan dan upskilling hingga pemulihan ekonomi dapat berjalan dengan baik.
Pilar kedua adalah fokus pada penciptaan lapangan kerja kelas menengah agar tercipta tingkat produktivitas, pendapatan dan manfaat sosial yang lebih tinggi.
Menurut dia, selama ini Indonesia sudah menciptakan banyak lapangan pekerjaan yang penting untuk pengentasan kemiskinan namun pekerjaan kelas menengah masih kurang.
“Persaingan, investasi, dan perdagangan ini akan menjadi mesin yang sangat kuat untuk penciptaan pekerjaan kelas menengah,” ujarnya.
Terlebih lagi, Kahkonen menyatakan upaya pemerintah Indonesia dalam membentuk Undang-Undang Cipta Kerja merupakan langkah yang sangat penting untuk mengatasi permasalahan dalam investasi dan tenaga kerja.
Ia mengingatkan fokusnya sekarang adalah implementasi yang efektif dan reformasi yang komplementer sehingga mampu menjawab segala tantangan dan menyiasati hambatan perdagangan yang masih dihadapi oleh Indonesia.
Pilar ketiga adalah melengkapi angkatan kerja dengan keterampilan yakni salah satunya dilakukan melalui pembelajaran dan edukasi.
Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Habib Rab menjelaskan peningkatan produktivitas saja tidak cukup sehingga keterampilan para calon tenaga kerja juga harus dikembangkan.
Habib menuturkan pengembangan keterampilan terhadap calon tenaga kerja dapat dilakukan melalui pengelolaan sistem pendidikan yang baik. “Itu bisa menghasilkan talenta-talenta atau angkatan kerja yang memiliki keterampilan sesuai standar industri,” tegasnya.
Pilar keempat adalah memasukkan lebih banyak peran perempuan dalam angkatan kerja sehingga mempersempit kesenjangan antara laki-laki dan perempuan.
“Kita mengestimasikan Indonesia bisa meningkatkan lapangan kerja itu sebesar 59 persen pada 2025 dan bisa ada peningkatan pertumbuhan signifikan dengan adanya partisipasi perempuan,” jelasnya.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021