Jakarta (ANTARA News) - Ketua Pusat Pelaporan Analisa dan Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Hussein menyatakan telah selesai meneliti rekening milik tiga calon Kapolri yang dimintakan oleh Komisi Kepolisian Nasional (Komppolnas).
Ditemui usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu,Yunus mengatakan PPATK telah melaporkan hasil penelitian rekening tersebut kepada Kompolnas sebelum Lebaran.
Yunus tidak mau menyebutkan nama tiga calon Kapolri yang diteliti rekeningnya tersebut.
Ia hanya mengatakan hasil penelitian rekening tersebut tidak dijamin bersih, namun secara normatif tidak pernah dilaporkan kepada penegak hukum karena menyimpang.
"Saya tidak jamin bersih. Tapi secara normatif, di database kami tidak ada laporan tentang mereka-mereka, dan kami tidak pernah laporkan mereka ke penegak hukum karena menyimpang," jelas Yunus.
Menurut dia, PPATK sampai saat ini pun tidak pernah mendapatkan laporan rekening mencurigakan milik tiga calon Kapolri yang diteliti.
"Pokoknya terkait laporan kami yang diterima database kami. Hasilnya yang saya teruskan ke penegak hukum tidak ada," ujarnya.
Pada Selasa 22 Agustus 2010, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha menegaskan Presiden Yudhoyono telah menerima dua nama calon Kapolri dari Kompolnas, yaitu Irwasum Komjen Pol Nanan Sukarna dan Kalemdikpol Komjen Imam Sujarwo.
(D013*F008/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010
1. Ternyata PPATK jg tdk pny ketegasan seperti institusi seperti ini di Eropa dan Amerika, karena kurang berani dlm meneliti rekening pejabat Indonesia.
2. Sepanjang tdk ada laporan catatan kriminal, walau rekening mereka dinilai tdk bersih, dikategorikan aman...
3. Mereka tdk berani menindaklanjuti dan melaporkannya ke aparat penegak hukum (wajar klo oknum institusi PPATK dan Polri berani bermain di air keruh utk mencari \"rejeki\".