"Kami akan segera ke sana setelah mendapat izin dari Pemerintah Arab Saudi," ujar Menag dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menag mengatakan langkah ini dilakukan agar Pemerintah Indonesia bisa mengantisipasi apabila Arab Saudi kembali tak membuka penyelenggaraan haji. Sebab, pandemi COVID-19 masih terjadi di sebagian besar negara di dunia dan tak ada yang bisa memprediksi kapan akan berakhir.
Baca juga: Karena COVID-19, Arab Saudi larang jamaah asing laksanakan ibadah haji
Baca juga: MUI minta masyarakat bersabar dan tunggu waktu soal haji
Pandemi COVID-19 juga telah memaksa Arab Saudi tak membuka penyelenggaraan haji pada 2020 dan 2021. Keputusan itu menjadi pengalaman berharga, khususnya bagi Pemerintah Indonesia untuk mengantisipasi lebih awal akan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi.
"Kita tidak tahu kapan berakhirnya pandemi ini. Kita sudah dua kali membatalkan keberangkatan haji akibat pandemi ini. Oleh karena itu, untuk tahun depan harus diantisipasi lebih awal," katanya.
Menag menilai apabila dibandingkan dengan pandemi global yang pernah terjadi, COVID-19 ini merupakan peristiwa yang memberikan dampak besar bagi kehidupan masyarakat dunia, termasuk dalam pergerakan lintas negara maupun benua.
"Saat ini misalnya, sulit untuk masuk Saudi. Penerbangan Indonesia sampai saat ini tidak boleh masuk. Ini pastinya mengganggu semua aktivitas," kata Menag.
Oleh karenanya, Menag berharap seluruh pihak bersabar dan tak henti berdoa agar ikhtiar persiapan penyelenggaraan ibadah haji yang dilakukan pemerintah memperoleh jalan terbaik. "Kami juga mengharapkan kerja sama untuk bisa mengedukasi calon jamaah haji Indonesia," kata dia.
Baca juga: Menag: Belum ada negara yang mendapat kuota haji dari Arab Saudi
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021