Jakarta (ANTARA News) - Ingatan yang bekerja dengan baik bisa menjadi kunci kebahagiaan dan kesuksesan hidup, demikian kesimpulan sebuah studi seperti dikutip Sidney Morning Herald, Rabu.
Hasil penelitian mengungkapkan, memori atau ingatan yang baik adalah kemampuan untuk mengingat dan memproses informasi pada saat bersamaan.
Para ilmuwan menemukan fakta bahwa orang dengan daya ingat yang baik lebih terlihat optimistis dan percaya diri, sebaliknya mereka yang daya ingatnya lemah menjadi terlihat lebih "pelamun" dan amat pesimistis.
Kesimpulan itu didapat ketika orang disuruh menghitung mundur dua digit dari rangkaian nomor dam memberikan jawaban tanpa ragu-ragu.
Penelitian itu memperlihatkan bahwa orang berdaya ingat baik cenderung memiliki pekerjaan dan hubungan sosial yang lebih baik.
Tracy Alloway, dari Universitas Stirling di Skotlandia, ingin melihat apakah hal itu juga bisa menghambat pencapaian kebahagiaan.
Ia melakukan satu penelitian terhadap 1.200 orang berbagai berusia dari remaja sampai mereka yang berusaia 60an dengan memberi mereka serangkaian tes psikologis dan kuisoner.
"Kami mendapati fakta bahwa orang yang memiliki daya ingat tinggi cenderung lebih optimis, lebih tinggi harapan positifnya terhadap kehidupan, lebih percaya diri bahwa mereka bisa mengatasi masalah dan menyesuaikan diri dengan situasi yang ada," ujar Alloway.
Sebaliknya, "Orang dengan daya ingat yang buruk cenderung lebih 'pelamun' dan menghabiskan waktu lebih banyak dalam menyelesaikan masalah ketika masalah-masalah itu mereka hadapi di kehidupannya."
Alloway menyebutkan "pelamun" erat kaitannya dengan depresi.
"Orang 'pelamun' cenderung lebih sering terkena depresi," kata Alloway pada Festival Sains Inggris di Universitas Aston, Birmingham.
Ia menggambarkan daya ingat sebagai "catatan kaki" di otak.
"Dengan daya ingat Anda memperoleh informasi baru, menyandingkannya dengan fakta yang Anda tahu, dan kemudian bergerak ke depan." ujarnya
Rata-rata orang dewasa dapat mengingat dan bekerja dengan lima bentuk informasi secara terus menerus, sementara anak berusia lima tahun hanya bisa menjangkau dua bentuk.
Penelitian itu menunjukkan bahwa berlawanan dengan perkiraan selama ini, daya ingat orang berusia 60an ternyata sama baiknya dengan daya ingat kalangan remaja.
Daya ingat memungkinkan orang beradaptasi secara lebih cepat dengan situasi-situasi baru, demikian Alloway. "Saya pikir kuncinya adalah gagasan mengenai kelenturan kognitif," tegasnya. (*)
Sidney Morning Herald/Yudha Pratama/Jafar Sidik
Penerjemah: Yudha Pratama Jaya
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010