Jakarta (ANTARA News) - KRI Dewaruci pada Ahad (19/9) berlabuh di dermaga kota pelabuhan Iskandariah, Mesir, dan akan berlangsung selama lima hari dalam perjalanan kembali dari kunjungan muhibah ke Eropa.

Kapal latih tiang tinggi TNI Angkatan Laut itu membawa 83 kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) untuk mengikuti sejumlah perlombaan kapal layar internasional, kata keterangan pers KBRI Kairo yang diterima ANTARA News di Jakarta, Selasa.

KRI Dewaruci di bawah pimpinan Letkol Laut (P) Suharto itu akan berada di Iskandaria selama lima hari sebelum bertolak ke Indonesia pada 23 September.

Lomba layar itu berlangsung di "The Historical Seas Tall Ships Regatta 2010" pada 12 Mei - 4 Juni dengan rute: Yunani-Bulgaria-Turki; 13 Juli-7 Agustus 2010 ikut "The Tall Ships Race 2010 dengan rute Belgia (Antwerp)-Denmark (Aalborg)-Norwegia (Kristiansand)-Inggris (Hartlepool).

Pada 20-23 Agustus mengikuti festival Sail Amsterdam di Belanda; 25-29 Agustus, "Sail Brernerhaven 2010" di Jerman, dan 8-13 September mengikuti Festival "International Mediferraneo And Velieri di Cagliari" , Italia.

Dari serangkaian perlombaan yang dilakukan tersebut, KRI Dewaruci berhasil menyabet sejumlah prestasi, di antaranya meraih penghargaan dalam kategori parade kru kapal terbaik, penghargaan sebagai kapal layar yang telah menempuh jarak pelayaran terjauh, dan menempati posisi pertama dalam kategori pemasak terbaik.

Tim kapal legendaris itu menyabet juara dan runner up berbagai pertandingan olahraga antardelegasi.

"Keunikan dan nilai sejarah KRI Dewaruci juga menjadikan kapal ini menjadi kapal layar paling populer dalam Tall Ships Sail Amsterdam," katanya.

Duta Besar Besar RI untuk Mesir, AM Fachir menjadi tuan rumah resepsi di atas dek KRI Dewaruci.

Dalam resepsi tersebut, Dubes Fachir didampingi Atase Pertahanan RI Kolonel Laut (P) R. Teguh Isgunanto dan mitranya, Wakil Komandan Pangkalan AL Mesir di Alexandria, Laksamana Muda Muhammad Syimi, Kepala Protokol AL Mesir Commander Muhammad Abdussalam beserta sejumlah stafnya.

Turut hadir pula dalam resepsi tersebut sejumlah Atase Pertahanan dari negara-negara sahabat Indonesia seperti Jepang, Korea Selatan, Perancis, Amerika Serikat, dan Brasil.

Dalam sambutannya, Dubes Fachir menyampaikan kebanggaannya atas kapal layar bersejarah milik Indonesia, KRI Dewaruci.

Menurut Dubes, KRI Dewaruci bagi Indonesia bukan hanya berperan sebagai kapal latih TNI AL semata, tetapi juga telah menjadi duta bangsa Indonesia baik di bidang militer maupun budaya.

"Partisipasi KRI Dewaruci dalam berbagai acara internasional menjadi sarana penguat hubungan bangsa Indonesia dengan berbagai bangsa lainnya di dunia," kata Dubes Fachir.

Dalam pelayarannya kali ini, pelabuhan Iskandria menjadi pelabuhan ke-28 yang disinggahi KRI Dewaruci.

"Maka dengan demikian telah 28 kali pula KRI Dewaruci menjalani peranannya sebagai duta bangsa dan mengokohkan hubungan baik dengan negara dan masyarakat negara yang disinggahinya," katanya.

Pada kesempatan singgah itu, awak kapal KRI Dewaruci menampilkan pertunjukan seni dari berbagai daerah nusantara, seperti tari badinding (Sumatra Barat), tari Saman (Aceh), reog Pornorogo, tari perang (Papua), rampak gendang (Jawa Barat), dan tarian khas Sulawesi Utara, poco-poco.

Secara keseluruhan, KRI Dewaruci menempuh jarak 24.676 mil laut (45.650 km) selama sembilan bulan pelayaran dan singgah di 25 negara.

Rute pelayaran keliling Eropa tersebut meliputi: Surabaya-Jakarta-Sabang-Cochin (India)-Salalah (Oman)-Jeddah (Arab Saudi)-Port Said (Mesir)-Volos (Yunani)-Varna (Bulgaria)-Istanbul (Turki)-Lavrion (Yunani)-Tunisia-Algiers (Aljazair)-Malaga (Spanyol)-Cherbourg (Perancis)-Antwerp (Belgia)-Aalborg (Denmark).

Terus ke Kristiansand (Norwegia)-Hartlepool (Inggris)-Brest (Perancis)-Amsterdam (Belanda)-Brernerhaven (Jerman)-Cadiz (Spanyol), Cagliari (Italia)-Alexandria (Mesir)-Jeddah (Arab Saudi)-Aden (Yaman)-Mumbay (India)-Colombo (Sri Langka)-Belawan-Jakarta-Surabaya.

KRI Dewaruci dibuat tahun 1952 oleh H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman Barat, dan diluncurkan pada 24 Januari 1953.
(M043/Z002)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010