Jakarta (ANTARA News) - Wakil Sekretaris PPP Romahurmuziy menyatakan, wacana reshuffle lima menteri di Kabinet Indonesia Bersatu II yang dihembuskan Partai Demokrat merupakan manuver dari partai tersebut untuk mendapat tambahan kursi menteri.

"Informasi yang kami dengar tidak ada reshuffle," kata Romahurmuziy, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa.

Menurut Romy, panggilan Romahurmuziy, momentum evaluasi kinerja satu tahun kabinet pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dimanfaatkan oleh kader Partai Demokrat dengan melakukan manuver dengan menghembuskan wacana reshuffle.

Beberapa pengurus Partai Demokrat, kata dia, bahkan sudah ada yang menyebut nama jabatan menteri yang akan terkena kebijakan itu.

"Isu itu merupakan indikasi dari nafsu kekuasan dari beberapa individu pengurus Partai Demokrat," katanya.

Sekretaris Fraksi PPP DPR ini meyakini, Presiden Yudhoyono tidak akan memilih opsi melakukan reshuffle sejumlah menteri di kabinet pada evaluasi satu tahun kinerja kabinet, karena risikonya terlalu besar terhadap stabilitas pemerintahan.

Menurut dia, wacana reshuffle kabinet akan memancing polemik di antara partai-partai anggota koalisi yang akan berdampak pada instabilitas politik.

"Presiden Yudhoyono sudah cukup mendapat guncangan pada kasus Bank Century. Saya kira Presiden tidak mau ada masalah lagi pada tahun kedua hingga akhir masa jabatannya," katanya.

Romy juga mengingatkan agar politisi tidak terus-menerus menghembuskan wacana reshuffle karena akan mengganggu komunikasi politik antarparpol anggota koalisi.

Sebelumnya, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok mengatakan, Presiden Yudhoyono akan melakukan reshuffle menteri kabinet pada 2010.

"Berdasarkan pengalaman pada periode sebelumnya, Presiden akan melakukan pergantian menteri setelah evaluasi satu tahun. Pada Oktober nanti kan sudah satu tahun," kata Ahmad Mubarok.

(R024/S018/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010