Album ini diprakarsai oleh MLDSPOT yang berkolaborasi dengan Yayasan Irama Nusantara yang bertujuan untuk melestarikan dan mempopulerkan kembali lagu-lagu yang pernah berjaya di Indonesia.
"Diharapkan melalui peluncuran mini album ini dapat menjadi momentum untuk memberi apresiasi terhadap pencipta musik lawas, memperkuat ekosistem, memperkaya khazanah musik yang ada di tanah air serta menginspirasi para pecinta musik di Indonesia," ujar Goardan Saragih, perwakilan MLDSPOT dalam keterangan resminya pada Rabu.
Baca juga: Aransemen lagu lawas, NOAH tidak masalah dengan musisi asli
Irama Nusantara sendiri secara konsisten melakukan pengarsipan digital pada rilisan musik populer Indonesia sejak 2013. Irama Nusantara memiliki impian bahwa data-data digital musik legendaris Indonesia kelak dapat diapresiasi dan diselebrasi oleh generasi yang lebih muda.
"Bersama MLDSPOT tercetuslah ide membuat rilisan dalam bentuk mini album yang nantinya bisa menjadi upaya berkesinambungan dalam melestarikan musik-musik Indonesia yang berasal dari masa lalu. Rilisan ini akan memberikan dampak nyata, bukan hanya terhadap operasional Irama Nusantara tapi juga berbagai entitas musik yang terlibat di dalamnya," kata Gerry Apriryan, program manager of Irama Nusantara Irama Nusantara.
Mini album "Lagu Baru dari Masa Lalu Volume 1" terdiri dari lima lagu yang dinyanyikan oleh Andien, Aya Anjani, Dhira Bongs, Kurosuke, Vira Talisa, Mondo Gascaro dan jawara MLDJAZZPROJECT musim perdana, Adoria.
Lagu pertama "Walau Dalam Mimpi" ciptaan David Mesakh, yang dipopulerkan oleh Ermy Kulit, dibawakan ulang oleh Dhira Bongs. Pada lagu kedua, "Senja dan Kahlua" milik grup band Transs yang digawangi oleh Fariz RM dan Erwin Gutawa kini dibawakan kembali oleh Kurosuke.
Baca juga: Piringan hitam lagu lawas diburu kolektor
Baik Dhira maupun Kurosuke sangat antusias dalam proyek ini sehingga hasilnya pun sangat mengejutkan. Balutan gaya musik elektronik kontemporer Dhira dan Kurosuke memberikan kesegaran untuk lagu yang populer di dekade 1980-an ini.
Selanjutnya, di nomor ketiga terdapat lagu "Terbanglah lepas" kepunyaan Yockie Suryoprayogo. Menariknya, lagu tersebut dinyanyikan ulang anak Yockie yakni Aya Anjani feat. Parlemen Pop dengan tetap mempertahankan nuansa kemegahan yang ada di lagu aslinya.
Lagu keempat, giliran kolaborasi Vira Talisa dengan Adoria lewat "Dunia Yang Ternoda" milik Jimmie Manopo. Kemudian ada Mondo Gascaro dan Andien yang sukses mengemas duet masyhur, Chrisye-Vina Panduwinata dalam "Kisah Insani".
Proses mastering mini album ini dilakukan di Abbey Road Studios, London oleh Frank Arkwright. Untuk visualisasi mini album ini dipercayakan kepada (Lab) Rana, sebuah laboratorium fotografi analog yang didirikan oleh Fadli Aat, salah satu dari duet disc-jockey, Diskoria dan ditemani empat fotografer lainnya yaitu Syahril Zulkarnain, Sava Arum, Yassereno Omar H, serta Arief Wahyudi.
"Kami sangat bangga bisa ambil bagian dalam upaya melestarikan serta mempopulerkan kembali karya-karya musisi legendaris Indonesia. Hal ini bisa menjadi pesan bagi generasi yang lebih muda bahwa Indonesia memiliki warisan musik yang sangat banyak dan juga dapat menjadi referensi untuk menciptakan karya berkualitas di masa mendatang," ujar Goardan.
Baca juga: Lagu lawas Paramitha Rusady bangkit karena TikTok
Baca juga: Lokananta gelar parade tembang lawas
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021