Jakarta (ANTARA News) - Pandemi flu burung yang melanda beberapa tahun lalu, mendorong orang-orang selalu membawa "hand sanitizer" (cairan pembersih tangan) di dalam tas mereka supaya terlindung dari kuman.
Penelitian baru di Universitas Virginia (UV) menemukan bahwa "hand sanitizer" tidak melindungi kita dari penyebaran virus seperti influenza dan rhinovirus, penyebab utama demam.
Dr. Ronald B. Turner dan koleganya dari UV, sebagaimana dikutip dari Natural News, mengevaluasi 212 relawan sebagai bagian dari penelitian mereka, diminta menggunakan "hand sanitizer" setiap tiga jam selama setiap hari. Sisanya, 96 relawan diminta tetap menjalankan kegiatan sehari-hari tanpa campur tangan.
Selama sepuluh minggu, para peneliti mengumpulkan sampel-sampel secara berkala dari setiap kelompok untuk mengetes keberadaan influenza dan rhinovirus.
Mereka juga mengumpulkan sampel-sampel kapan sajaada relawan yang menunjukkan gejala flu atau demam. Pada akhir masa sepuluh minggu, kelompok yang memakai "hand sanitizer" hanya lebih sedikit yang mengalami demam dan flu daripada kelompok yang lain. Menurut para peneliti, perbedaan itu secara statistik tidak penting.
"Kami semua berpikir bila anda menggunakan pembasmi kuman tangan, akan berpengaruh," kata Dr. Turner kepada Daily Progress.
Penelitian itu didanai oleh satu pembuat sabun tangan dan cairan pembersih tangan utama bernama Dial Corp. Penelitian itu jelas mengejutkan warga Amerika yang sudah mempercayai "hand sanitizer" sebagai perlindungan melawan infeksi virus.
Tetapi, itu juga menunjukkan fakta bahwa infeksi virus lebih dari ancaman dari udara daripada dari kontak tangan, yang bisa mengubah strategi pendekatan perlindungan para ahli.
(ENY/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010