Tahun ini, punya prospek yang jauh lebih baik walaupun memang belum bisa kita lihat akan benar-benar promising, tapi kita lihat cerita-cerita perbaikan ekonomi itu sudah adaJakarta (ANTARA) - Perusahaan manajer investasi PT UOB Asset Management Indonesia menilai reksa dana pendapatan masih relatif prospektif pada tahun ini seiring membaiknya perekonomian baik global maupun domestik meski pandemi belum usai.
"Kalau kita lihat prospek pada tahun 2021 cenderung lebih baik dibandingkan tahun 2020. Ada a lot of things yang improve, di mana kita lihat vaksinasi sudah bisa jalan dan kita juga bisa lihat ada cerita tentang recovery dari seluruh landscape global yang ada sekarang," kata Direktur dan Chief Marketing Officer UOB Asset Management Indonesia Alvin Jufitrick saat jumpa pers virtual di Jakarta, Rabu.
Pada 2020, reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap menjadi dua instrumen yang menopang industri reksa dana di mana masing-masing masih mampu tumbuh positif.
Baca juga: Industri reksa dana diyakini tetap tumbuh positif pada 2021
Reksa dana pasar uang tumbuh 37 persen menjadi Rp95 triliun, sedangkan reksa dana pendapatan tetap tumbuh 15 persen menjadi Rp139 triliun.
"Tahun ini, punya prospek yang jauh lebih baik walaupun memang belum bisa kita lihat akan benar-benar promising, tapi kita lihat cerita-cerita perbaikan ekonomi itu sudah ada," ujar Alvin.
UOB Asset Management Indonesia baru saja menggandeng platform investasi digital Pluang, yang dikelola dan dikembangkan PT Sarana Santosa Sejati, yang bertujuan untuk menyediakan akses reksa dana perseroan kepada nasabah Pluang, terutama generasi milenial.
Baca juga: UOB AM gandeng platform investasi digital Pluang bidik kaum milenial
Perseroan menawarkan dua produk eksklusif kepada nasabah Pluang yaitu, reksa dana pasar uang UOBAM Dana Rupiah (UDARU) dan reksa dana pendapatan tetap UOBAM Dana Membangun Negeri (UDARI).
UDARU adalah reksa dana pasar uang yang berinvestasi penuh pada instrumen pasar uang dengan sisa jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Reksa dana pasar uang biasanya memiliki likuiditas tinggi dan volatilitas yang rendah jika dibandingkan dengan reksa dana pendapatan tetap atau ekuitas.
Sedangkan, UDARI menginvestasikan antara 80 sampai dengan 100 persen pada instrumen pendapatan tetap, termasuk obligasi pemerintah serta obligasi korporasi dari emiten yang berpartisipasi dalam pembangunan nasional seperti badan usaha milik negara. Reksa dana tersebut juga menginvestasikan hingga 20 persen pada instrumen pasar uang.
Direktur Utama dan Chief Executive Officer UOB Asset Management Indonesia Ari Adil mengatakan kerja sama perseroan dengan Pluang merupakan salah satu kontribusi untuk lebih mengedukasi dan menyediakan akses investasi bagi investor ritel, terutama kaum milenial, yang jumlahnya terus meningkat.
Data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan hingga akhir 2020 tercatat ada 3,16 juta investor reksa dana, naik 78,4 persen dari tahun sebelumnya.
"Dengan adanya kerja sama kita dengan platform digital, itu juga sudah merupakan permulaan yang bagus untuk menjaring segmentasi milenial di Indonesia dan itu sudah terbukti jumlah investor reksa dana tumbuh signifikan pada tahun 2020 dan berlanjut sampai sekarang dimana kontribusi terbanyak akibat kerja sama antara perusahaan investasi dengan platform digital," ujar Ari.
Baca juga: Ekonom: Milenial dan UMKM pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021