"Saya ingin membangun museum untuk menyimpan benda-benda seni yang berhasil saya kumpulkan," kata pria yang lahir tahun 1945 dari keluarga perajin perak asal Italia, di Denpasar, Senin.
Pascal Morabito yang tercatat telah cukup lama menetap di Bali, juga mengaku akan membukukan berbagai bentuk karya seni yang digemarinya, utamanya seni patung.
Museum yang dibuat tidak seperti yang ada berupa bangunan yang penuh dengan barang antik, tetapi benda-benda bernilai seni tinggi yang didatangkan dari berbagai daerah di Indonesia. "Benda-benda itu akan ditaruh serasi dengan alam lingkungannya," katanya.
Ia mengaku tertarik pada muka patung yang berada di berbagai daerah yang dinilai berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya, sebagaimana bentuk wajah orang Indonesia juga mengalami hal yang sama.
Warga asing itu mengaku telah memboyong keluarganya untuk menetap di Bali sejak 2006, sehubungan di daerah yang dijuliki pulau seribu pura ini, dia mengaku menemukan suasana yang damai serta keindahan alam yang didambakan selama ini.
Arsitek asal Prancis tersebut sebenarnya sejak lama berangan-angan bisa hidup di luar negeranya. Ia mengaku sudah berkeliling ke sejumlah negara seperti India, Sri Langka, Vietnam dan China, namun pilihan terakhirnya adalah Indonesia.
Bali dipilih sebagai tempat tinggalnya sekarang, karena daerah yang menjadi salah satu objek wisata menarik dunia internasional itu memiliki beraneka ragam kekayaan seni yang bernilai tinggi, termasuk keindahan alamnya.
Ia yang mengaku keluarga perajin perhiasan, berhasil merealisasikan karya-karya unik berupa perhiasan mewah bagi pelanggan pribadi dan juga internasional, antara lain pembuatan kompresi patung emas dan perak.
Di samping itu, Pascal Norabito juga berkarya di bidang barang-barang mewah seperti perhiasan dari kerajainan perak, porselin, kristal, barang-barang berbahan baku kulit, jam tangan dan aksesori lainnya.
Ia yang mengaku sebagai pencinta erkeologi, juga mampu menciptakan produk-produk yang bernuansa barang penemuan yang sudah berusia ribuan tahun silam, dan benda-benda seperti itu disenangi masyarakat dunia.(*)
(ANT-077/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010