Lille, Prancis (ANTARA News) - Seorang pria Prancis berenang menyeberangi Channel selebar 33 km, Minggu. 16 tahun lalu ia kehilangan semua anggota tubuhnya dalam satu kecelakaan. Pria dua anak itu mengatakan ia adalah "orang paling bahagia".

Philippe Croizon (42), mantan pekerja, mengatakan ia telah mengukir prestasinya untuk memberi ilham kepada mereka "yang mengira hidup cuma penderitaan".

Ia berangkat dari Folkestone di Inggris selatan sebelum pukul 08:00 waktu setempat pada Sabtu, dan tiba di pantai Prancis, dekat Wissant, menjelang pukul 21:30 waktu setempat. Ia berenang dengan menggunakan kaki palsu yang dibuat seperti sirip.

Croizon, yang menyeimbangkan dirinya dengan memanfaatkan sisa tulang tangannya, mempertahankan kecepatan konstan sementara cuaca cerah. Ia ditemani oleh dua ikan lumba-lumba liar saat menyeberangi Channel, sepanjang 33 kilometer, kata tim pendukungnya.

"Untuk sejenak, saya tak menyadari apa yang telah saya kerjakan. Baru malam itu lah, ketika saya mau tidur, tiba-tiba saya tertawa, dan mengatakan kepada diri saya, `Kau berhasil!`," kata Croizon melalui telefon dari rumahnya di Prancis utara.

Pada 1994, Croizon terkena strum 20.000 volt, sewaktu ia berusaha memindahkan antena televisi dari satu atap rumah dan arus listrik menyentak dia dari satu tiang listrik di dekat rumah itu.

"Aku terbaring di ranjang rumah sakit, mereka baru saja memotong kaki terakhir saya. Anda dapat bayangkan bagaimana rasanya. Dan kemudian saya melihat dokumenter televisi mengenai seorang perempuan yang berenang menyeberangi Channel," ia menjelaskan.

"Saat itu lah saya bertanya kepada diri saya, `Mengapa bukan aku pada suatu hari?`," katanya.

Croizon berlatih selama dua tahun dan bulan Agustus menyelesaikan berenang selama 12 jam antara pelabuhan Noirmoutier dan Pronic di pantai Atlantik, Prancis, tapi upaya terakhirnya menyeberangi Channel jauh lebih cepat daripada yang ia perkirakan.

"Di satu titik, saya memberitahu diri saya, "Wih, pelan-pelan, kamu takkan pernah sampai ke sana, jika kau mempertahankan kecepatan ini`. Saya ingin pelan-pelan, tapi tak bisa. Motor beroperasi," katanya. Ditambahkannya, ia mulanya menduga bakal berada di laut selama 24 jam.

"Besar sekali. Saya berada di daerah itu. Saya berada di dalam kepala saya. Saya tak mau mengecewakan siapa pun," katanya. Ia menyatakan tantangan jarak jauhnya yang berikut ialah berenang antara Eropa dan Afrika.
(C003/S008)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010