Kairo (ANTARA News) - Kepala intelijen Mesir Omar Suleiman telah menemui pemimpin Hamas Khaled Meshaal di Arab Saudi bulan ini dalam upaya mendorong rekonsiliasi antara kelompok-kelompok Palestina, demikian dilaporkan harian Arab Al-Hayat.

Menempa persatuan Palestina dianggap sebagai sangat penting bagi prospek negara Palestina berdasarkan pada perjanjian dengan Israel. Tapi kelompok Islam Hamas sejauh ini telah menolak perjanjian yang diusulkan oleh Mesir untuk mengakhiri perselisihannya dengan kelompok Fatah pimpinan Presiden Mahmud Abbas, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Pembicaraan langsung antara Palestina dan Israel telah diluncurkan bulan ini di Washington, yang dimaksudkan untuk mencapai perjanjian perdamaian dalam setahun, tapi yang telah terhambat karena pembangunan permukiman Israel di tanah Palestina yang diduduki. Hamas, yang menguasai Gaza, menentang pembicaraan dengan Israel.

"Kebuntuan mengenai masalah rekonsiliasi tidak menguntungkan Hamas dan akan mencerminkan secara negatif mengenai kelompok itu ketika pembelahan (antara kelompok-kelompok itu) bertahan," kata satu sumber senior Mesir sebagaimana dikutip oleh surat kabar yang bermarkas di London tersebut.

Fatah pimpinan Abbas, yang memegang kekuasaan di wilayah Tepi Barat yang berpemerintahan sendiri, telah menandatangani perjanjian yang Mesir usulkan pada Oktober 2009.

Hamas tidak menandatanganinya, meminta jaminan kelompok itu akan diakui dan tidak ada embargo diterapkan pada kelompok itu jika mereka menang dalam pemilihan pada masa mendatang.

Hamas menolak mengakui perjanjian yang Fatah telah tandatangani dengan Israel dan terperangkap dalam perjuangan kekuasaan dengan kelompok Palestina yang dulu dominan itu sejak memperoleh kemenangan dalam pemilihan empat tahun lalu. Israel memperketat blokadenya terhadap Gaza setelah pemilihan tersebut.

Suleiman telah mengadakan pembicaraan dengan Meshaal di Makkah di sela kunjungan resmi ke Arab Saudi, tempat ia telah menemui Raja Abdullah untuk memberikan penjelasan singkat padanya mengenai putaran pertama pembicaraan damai Palestina-Israel.

Sumber yang dikutip oleh Al-Hayat mengatakan Gaza dapat "menjadi tempat pemberontakan" dan mengatakan Mesir siap untuk menuanrumahi pembicaraan rekonsiliasi ketika Hamas siap untuk menandatangani perjanjian.

Negara-negara Liga Arab telah minta pada Palestina pekan lalu untuk menyelesaikan perbedaan mereka guna memperkuat posisi mereka dalam pembicaraan perdamaian dengan Israel itu.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010