Timika (ANTARA News) - Kalangan DPRD Mimika, Papua, mengusulkan kepada pemkab setempat membeli helikopter untuk memudahkan pelayanan aparatur ke masyarakat yang tinggal di kampung-kampung pedalaman.
"Saya mengusulkan kepada Pemkab Mimika untuk membeli helikopter agar pelayanan kesehatan dan pendidikan di pedalaman tidak macet," kata anggota Komisi C DPRD Mimika, M Nurman Karupukaro, di Timika, Senin.
Menurut Nurman, pembelian helikopter tersebut menjadi solusi untuk mengatasi kesulitan transportasi ke wilayah pedalaman Mimika selama ini.
Sejumlah kampung di daerah ketinggian di Distrik Jila dan Distrik Tembagapura hanya bisa dijangkau dengan sarana transportasi udara berupa helikopter karena tidak memiliki akses jalan raya dan tidak memiliki lapangan terbang yang bisa didarati pesawat terbang perintis.
Akibat kondisi tersebut, katanya, selama ini guru-guru dan tenaga medis enggan bertugas ke pedalaman Mimika serta menghabiskan waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan di Kota Timika.
"Kondisi tersebut sangat menyusahkan warga maupun aparat pemerintah yang bertugas di daerah-daerah tersebut. Tidak heran kalau guru-guru dan tenaga medis sering tidak berada di tempat tugas mereka karena kesulitan transportasi," ujar wakil rakyat dari Partai Patriot itu.
Ia mengatakan, kasus terlantarnya enam orang anggota "Tim Save Papua" selama tujuh hari di Kampung Umpliga II Distrik Jila beberapa waktu lalu akibat ketidaan sarana transportasi untuk kembali ke Timika harus menjadi pelajaran penting bagi Pemkab Mimika.
Agar kasus serupa tidak terulang kembali, ia mendesak Pemkab Mimika segera mencari solusi terbaik mengatasi keterisolasian sebagian wilayah Mimika melalui pengadaan sarana transportasi berupa helikopter.
Usulan Nurman mendapat dukungan dari anggota DPRD Mimika lainnya, Wilhelmus Pigai. Pigai mendesak Pemkab Mimika bersama DPRD setempat segera berembuk untuk memikirkan solusi mengatasi kesulitan transportasi ke wilayah pedalaman.
Menurut dia, pengadaan helikopter bisa ditanggulangi Pemkab Mimika dari dana asuransi kecelakaan pesawat Mimika Air yang telah dibayar oleh PT Tugu Pratama Indonesia pada September 2009 senilai 1.250 juta dolar AS.
Pada 2008, Pemkab Mimika membeli sebuah pesawat terbang perintis dari perusahaan Pilatus di Zuric Swiss yang diperuntukkan bagi pelayanan masyarakat ke pedalaman. Pesawat bernama Mimika Air yang baru beroperasi sekitar lima bulan itu mengalami musibah jatuh di wilayah Kabupaten Puncak akibat kondisi cuaca yang buruk.
Dalam peristiwa itu, kru pesawat dan seluruh penumpang meninggal dunia. (E015/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010