Humas BNS, Kota Batu, Deny Wirabayu, Minggu malam, mengatakan kunjungan wisatawan pada Minggu malam masih berkisar antara 9.000 hingga 10 ribu wisatawan.
"Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hari biasa yang berkisar antara 7-8 ribu wisatawan," katanya.
Menurut dia, BNS merupakan tempat wisata satu-satunya di Kota Batu yang buka pada malam hari, yakni mulai pukul 15.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB, sehingga masyarakat yang pada siangnya tidak sempat berwisata selalu mengunjungi BNS di malam hari.
"Kunjungan tertinggi wisatawan di BNS terjadi pada Minggu (12/9) lalu, atau tepatnya pada H+1 Lebaran. Ketika itu, kunjungan wisatawan mencapai 13 ribu wisatawan," katanya.
Sementara itu, Humas wisata Jatim Park, Titik S Ariyanto, mengatakan untuk kunjungan wisatawan ke Kota Batu pada siang hari memang sudah agak menurun.
Ia menjelaskan hingga pintu loket Jatim Park ditutup pukul 16.00 WIB, pengunjung sama sekali tidak mengalami lonjakan.
"Hingga pintu loket Jatim Park ditutup pukul 16.00 WIB, jumlah total pengunjung yang masuk ke area bermain Jatim Park masih berkisar antara 5-6 ribu orang," katanya.
Ia menjelaskan penyebab wisatawan tidak mengalami lonjakan pada siang hari karena Kota Batu memiliki sejumlah tempat wisata alternatif, sehingga masyarakat yang sudah pernah berkunjung ke Jatim Park, tidak akan datang lagi dan beralih ke tempat wisata baru tersebut.
Selain itu, faktor cuaca di Kota Batu yang pada Minggu siang yang diguyur hujan. "Kalau pada jam 10.00 WIB, cuaca di Kota Batu mendung, maka biasanya tempat wisata akan sepi, sebab kita tutupnya pukul 16.00 WIB," katanya.
Sama halnya dengan BNS, kunjungan tertinggi wisatawan ke Jatim Park terjadi pada Minggu tanggal 12 September lalu, ketika itu pengunjung mencapai 7.000 orang.
Sementara mayoritas pengunjung berasal dari luar Kota Batu, seperti Lamongan, Bojonegoro, Surabaya, Sidoarjo serta Mojokerto.
"Rata-rata pengunjungnya dari luar kota, sebab di tempat parkir sejumlah mobil yang ditumpangi wisatawan bernomor polisi luar kota, seperti Surabaya, Mojokerto serta Lamongan," kata Titik. (ANT-162/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010