Jakarta (ANTARA) - Forum yang dibuat oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bernama Akatara kembali hadir di 2021 dan menjadi wadah bagi sineas serta investor untuk mengembangkan ekosistem industri film di Indonesia.
Akatara 2021 tidak hanya menjembatani pertemuan investor dan para pembuat film, tapi juga mendorong terciptanya akses pembiayaan dan mendorong film sebagai aset yang layak untuk dikembangkan sebagai investasi.
"Jadi di Akatara ini tujuan kita memang mempertemukan atau jadi match maker , mak comblang. Alhamdulillah sudah ada contohnya seperti 'Keluarga Cemara' dan film lainnya yang ketemu sama investor di ajang Akatara yang sebelumnya. Tujuan kita adalah itu supaya ke depannya dari film maker dan investor tau kemana harus datang," kata Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf Hanifah Makarim di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Selasa.
Sempat ditiadakan pada 2020 akibat pandemi COVID-19, Akatara menjadi forum tahunan terbesar bagi para sineas film bertemu para investor untuk mendapatkan pendanaan. Rencananya akan ada 50 proyek film yang didanai oleh para investor lewat forum Akatara 2021.
Baca juga: Sineas Indonesia didorong Kemendikbud produksi film anak
Sedikit berbeda dari Akatara 2017-2019, untuk Akatara 2021 dilakukan secara hibrid secara daring dan luring. Dibuka dengan kegiatan awal berupa roadshow ke tiga kota besar yaitu Bandung, Palu, dan Padang mulai dari 11 Juli hingga 4 Agustus 2021.
Lalu dilanjutkan dengan sesi workshop selama 5 hari mulai 9 Agustus hingga 13 Agustus 2021. Kemudian akan ada seminar daring selama tiga hari mulai 24- 26 Agustus 2021.
Banyak hal yang akan dibahas dalam workshop serta seminar daring Akatara 2021 mulai dari cara menggaet investor lewat forum pitching atau pengajuan proposal, memahami kualifikasi film untuk bisa ditayangkan di platform daring, hingga memahami Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
Lewat sistem baru di Akatara 2021, semakin banyak sineas yang bisa teredukasi untuk mendapatkan ilmu terkait pendanaan sebuah film berbeda dengan kegiatan tahun sebelum-sebelumnya ketika seminar atau pun workshop terbatas untuk peserta yang sudah diseleksi.
"Tahun ini karena diadakan hibrid, untuk seminar daringnya bisa diikuti oleh 500 orang dan diikuti pelaku perfilman dari seluruh pelosok di Indonesia. Ini meningkat 10 kali lipat kapasitasnya dari yang sebelum- sebelumnya sehingga manfaat edukasi lewat Akatara semakin luas," kata Direktur Program Akatara Vivian Idris.
Pembukaan pendaftaran untuk para sineas mengajukan proposal untuk pembiayaan dari investor akan dilakukan selama satu bulan di Agustus 2021.
Nantinya peserta yang lulus kualifikasi Akatara 2021 akan menjalani pitching forum bersama para investor di Oktober 2021.
Ada pun genre film yang masuk dalam kategori pencarian Akatara 2021 adalah film fiksi pendek, film fiksi panjang, film dokumenter pendek, film dokumenter panjang, animasi, dan film seri.
Beberapa proyek film yang sudah berhasil mendapatkan pembiayaan investor lewat Akatara di antaranya "Keluarga Cemara", "27 Step of May", "Darah Biru Arema", "Darah Biru Arema 2", hingga dokumenter "Nyanyian Akar Rumput".
Baca juga: Deddy Mizwar apresiasi pemerintah prioritaskan vaksinasi insan film
Baca juga: PPFI imbau para produser untuk hentikan kegiatan produksi film
Baca juga: PFN gandeng Viu berikan pelatihan pada calon sineas muda
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021