Kepala Komite Militer NATO, Giampaolo Di Paola, mengatakan komando baru akan lebih fleksibel, ramping namun efektif, sebagaimana dikutip dari AFP.
Dia mengatakan, ia tidak bisa memberikan rincian karena hasil pertemuan itu harus disetujui dulu oleh 28 negara anggota persekutuan.
Banyak negara anggota yang menyoroti masalah pengurangan anggaran.
Pemerintah-pemerintah kini sedang menghadapi kesulitan pilihan, dan NATO telah mengetahui hal itu, kata Di Paola kepada para wartawan.
Para kepala militer juga membahas situasi di Afghanistan, yang menyelenggarakan pemungutan suara bagi pemilu parlemen pada Sabtu.
Pertemuan tersebut terjadi menjelang konferensi tingkat tinggi (KTT) aliansi di Lisabon pada 19-20 November.
Komite Militer membahas konsep strategi baru aliansi, satu dokumen yang akan diputuskan di Lisabon mengenai ancaman-ancaman baru yang dihadapi NATO, yaitu antara lain serangan dunia maya, rudal dan terorisme yang akan menggantikan tantangan saat ini yang mulai diberlakukan sejak 1999.
"Kami membahas konsep strategi baru secara terinci ... namun jangan perkirakan suatu hasil spesifik.
"Konferensi ini bertujuan untuk saling tukar pendapat dan mengupayakan kompromi yang akan dibahas lebih lanjut," kata Kepala Militer Slovakia, Lubomir Bulik.
(ANT/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010
