Jakarta (ANTARA News) - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Tjipta Lesmana, mengatakan ada tiga kriteria seorang perwira tinggi untuk menduduki jabatan Kepala Kepolisian Republik Indonesia.
"Ada tiga kriteria untuk seseorang menjadi Kapolri, yaitu pengalaman kerja, integritas, dan karakter," katanya saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Saat ini, berita yang beredar sudah dua nama calon Kapolri yang ada di meja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yakni Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Komjen Pol. Nanan Soekarna dan Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri (Kalemdiklatpol) Irjen Pol. Imam Sudjarwo.
Nanan dari segi pengalaman kerja lebih unggul karena lebih banyak berkecimpung di bagian reserse, lulusan pendidikan FBI, pernah masuk di kontingen Garuda Indonesia untuk tugas di Kamboja dan Namibia, serta pernah di bagian Interpol, kata Tjipta.
"Selain itu, dua kali menduduki jabatan kapolda di Kalimantan Barat (Kalbar) dan Sumatera Utara (Sumut)," katanya.
Sementara itu, Imam sebagian kariernya di kepolisian banyak di Brigade Mobil (Brimob) dan mencapai jabatan tertinggi sebagai Kepala Korps (Kakor Brimob) dan pernah menjabat sebagai Kapolda Bangka Belitung (Babel), kata Tjipta.
Menurut Tjipta, dari sisi kepemimpinan Nanan lebih unggul karena lebih tegas dalam bertindak. Selain itu, dia adalah lulusan terbaik Akabri angkatan 1978 dengan memperoleh penghargaan Adi Makayasa.
"Biasanya orang pintar itu kecenderungannya suka sombong, saya dengar Nanan agak arogan dan tidak taat dengan atasan. Sementara itu, Imam orangnya santun, rendah hati, sangat hormat pada atasan, dan jabatan Kapolri merupakan hak prerogatif presiden yang menentukan," katanya.
Nanan, menurut Tjipta, lebih baik untuk jabatan Kapolri untuk mengangkat citra Polri agar kembali baik di mata rakyat.
"Bila Nanan jadi Kapolri, untuk menaikkan citra Polri yang sudah jatuh hingga ke titik yang paling rendah di mata publik, borok instutisi ini dibuka oleh internalnya sendiri," katanya.(*)
(S035/D007/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010