Lyon, Prancis (ANTARA News/Reuters) - Michael Llodra bermain maraton sedangkan Gael Monfils mengalahkan David Nalbandian ketika membuat Prancis unggul 2-0 atas Argentina pada pertandingan Piala Davis yang berlangsung di Lyon, Prancis, Jumat waktu setempat.

Llodra bermain cukup melelahkan dengan angka kemenangan 7-5 4-6 7-5 6-3 atas Juan Monaco dan Monfils menyusul menundukkan Nalbandian juga dengan permainan lama ketika membukukan angka 6-4 2-6 6-4 6-3.

Prancis tinggal membutuhkan satu kemenangan lagi untuk maju ke putaran final melawan antara Serbia atau Republik Ceko. Llodra dan Arnaud Clement akan berpasangan di nomor ganda melawan Horacio Zeballos dan Eduardo Schwank, Sabtu.

"Saya amat lega malam ini. Saya sebelumnya amat khawatir ketika mereka bermain dalam dua set. Saya menyalami mereka dan mengatakan mereka harus mendapatkannya," kata kapten tim Prancis, Guy Forget, yang membawa Prancis meraih gelar pada 2001, ketika memberikan komentara dalam temu pers.

"Tentu saja kami masih dapat kalah, tapi kami sudah memenangi dua partai tunggal pertama," katanya.


Penonton sepak bola

Llodra pertama kali memukul bola di arena pertandiangan itu, dimana banyak pemain sepak bola Olimpique Lyon menyaksikan mereka. Pemain dari Argentina Cesar Delgado berada di antara para penonton itu, tetapi ia tidak ikut bersorak dan membiarkan rekan-rekannya mendukung tim negara mereka.

Llodra berhasil meraih angka tertinggi pada set awal dan pukulan "forehand" yang tajam mengakhiri permainan di Palais des Sports dan tepuk tangan gemuruh mendukung pemain itu.

Di bawah dukungan Jo-Wilfried Tsonga dan Julien Benneteau, yang tidak dapat turun karena sedang cedera, Llodra kecolongan pada set kedua dan Monaco melancarkan "forehand" kemenangannya.

Ia mengaku agak grogi bermain di tengah lapangan itu.

"Saya tidur tidak nyenyak, saya merasa lebih grogi dibanding pertandingan lainnya," kata Llodra kepada wartawan, "Saya merasa bermain kurang bagus tapi berusaha menyerang lawan saya."

Llodra meneruskan tekanannya dan mematikan bola Monaco pada set keempat dan pukulan "forehand" yang dilancarkannya membuat lawan terperangah.

Pemain dari Paris itu bermain keras pada set penentu itu, kecolongan hanya lima poin dari servis yang dilancarkannya dan akhirnya mengakhiri permainan dengan membuat 22 ace.

"Ia bermain ketat seakan mengubah gayanya pada set ketiga," kata Monaco, "Ia berani ambil risiko, bermain bagus dan mengambil manfaat dari keberaniannya."

Monfils memiliki risiko lebih kecil tetapi ia mengawali permainan dengan bersinar dan mematikan bola lawan lebih cepat untuk memenangi set pertama.

"Saya mendapatkan apa yang saya ingini di sini, yang tidak saya dapatkan di AS Terbuka," kata Monfils, yang tersingkir pada perempat final turnamen di Flushing Meadows.

"Ketika saya kecolongan 0-3 di set keempat, Guy (Forget) mengatakan kepada saya, jangan khawatir. Saya melihat Nalbandian berjuang keras secara fisik."

Setelah unggul pada set kedua, pemain dari Argentina itu kelihatan kepayahan dan lawan memenangi permainan sedangkan pada set penentu yang keempat ia sempat unggul 3-0.

Monfils tetap mempertahankan irama permainannya dan mengambil manfaat dari setiap peluang sampai mendapatkan poin dalam enam game dan tampil lagi sebagai pemenang sehingga Prancis nyaris ke final, sekaligus membuat Nalbandian mengalami kekalahan kelima dalam 25 pertandingan Piala Davis.

"Kuncinya ia melancarkan servis dengan bagus," kata Nalbandian kepada wartawan, "Serangannya amat tepat, lebih bagus dari yang saya lakukan."

Prancis terakhir kali memenangi turnamen tenis putera itu pada 2001 sedangkan Argentina berusaha satu lebih baik tahun ini setelah sebelumnya tiga kali menempati urutan runners-up. (A008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010