Hal itu dikatakan menteri pertahanan (menhan) usai meresmikan Pondok Transit Gratia Sendangsono, Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat.
Ia menyebutkan 12 pulau terluar itu di antaranya Pulau Sebatek di Nunukan, Kalimantan Timur, yang berbatasan dengan Malaysia, Pulau Rondo di Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam berbatasan dengan India, Pulau Sekatung di Kepulauan Natuna berbatasan dengan Vietnam, serta Pulau Mianggas di Sulawesi Utara berbatasan dengan Filipina.
TNI Angkatan Laut (AL), kata dia terus mengintensifkan patroli rutin di pulau-pulau tapal batas tersebut.
"Oleh karena itu, peran TNI AL lebih dominan dalam pengawasan perbatasan dengan wilayah negara lain, sementara TNI Angkatan Darat (AD) dan TNI Angkatan Udara (AU) hanya memback-up," katanya.
Sebab, menurut Menhan Purnomo Yusgiantoro, untuk membangun "helipad" atau tempat mendarat helikopter sulit dilakukan, karena kondisi geografis pulau-pulau itu umumnya berbukit-bukit.
Ia mengatakan disamping meningkatkan patroli pengamanan wilayah, penguatan segi ekonomi dan infrastruktur di pulau terluar di wilayah perbatasan tersebut juga memiliki andil besar dalam menjaga stabilitas pertahanan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Pembangunan infrastruktur meliputi pengadaan sumber mata air bersih, dan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Sebelumnya, saya sudah berkecimpung lama dalam dua sektor tersebut," kata mantan Menteri Enerji dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini.
Saat ditanya mengenai keterkaitan jabatannya sebagai menhan dalam peresmian Pondok Transit itu, Purnomo mengatakan kedatangannya ke Kabupaten Kulon Progo merupakan urusan pribadi.
"Saya kemari sebagai Purnomo Yusgiantoro saja, tanpa embel-embel menteri pertahanan, maupun mengemban tugas kenegaraan," katanya.(*)
(ANT-159/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010