"Kita bisa melihat, contohnya adalah India, yang sebelumnya menunjukkan tren (pemulihan ekonomi) yang membaik, namun sekarang jatuh hingga minus 7 persen karena mata rantai COVID-19 nya tidak terputus. Kita belum tahu ujung dari COVID-19 ini. Dan ketika kita lengah, nanti akan kejadian lagi. Kalau kita tidak disiplin, (kasus positif corona) akan naik luar biasa. Kita musti terus prihatin, meskipun sudah ada vaksinasi yang berjalan," papar Mendag Lutfi dalam acara bincang virtual, Senin.
Lebih lanjut, ia menilai bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan prestasi yang baik untuk kegiatan vaksinasi COVID-19.
Baca juga: Rusia uji vaksin COVID-19 versi semprotan hidung untuk anak
Menurut data Satgas COVID-19, per Sabtu (12/6), angka vaksinasi pertama di Indonesia bertambah 374.219. Dengan penambahan itu, total jumlah vaksinasi pertama sudah mencapai 20.044.187.
Ada pula penambahan data vaksinasi kedua sebanyak 33.500, sehingga total jumlah vaksinasi kedua di Indonesia mencapai 11.559.138.
Target dari pemerintah Indonesia adalah total vaksinasi COVID-19 sebanyak 181.554.465.
"Kita negara besar dengan prestasi baik untuk vaksinasi. Dengan semua kegiatan ini, diharapkan ekonomi kita akan jalan dan mendapatkan pertumbuhan yang baik," kata Mendag Lutfi.
"Dengan kedisplinan (prokes) nasional yang baik bisa ikut membantu itu. Consumer confidence itu akan datang sendiri nantinya. Dan kalau kita tidak disiplin, nanti akan terhempas dan terhimpit lagi untuk menjalankan pemulihan ekonomi nasional," ujarnya menambahkan.
Di sisi lain, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) bidang Pengembangan Pengusaha Nasional Arsjad Rasjid, mengatakan kedisiplinan protokol kesehatan pun diharapkan mampu menggerakan kemitraan pengusaha khususnya UMKM dengan pemerintah dan pihak lainnya.
"UMKM di dalam ekonomi dunia adalah pondasi. Semakin banyak, maka akan semakin kuat pondasinya. Roda ekonomi sekarang harus bisa lebih fokus dan menggairahkan ekonominya. Ini juga bagaimana KADIN bisa bermitra dengan pemerintah untuk mendorong ekosistem UMKM yang lebih baik," kata Arsjad.
"Kami mendukung dan bekerja sama dengan pemerintah, untuk menciptakan lebih banyak UMKM, demi menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045. Ini adalah tugas bersama untuk mengembangkan usaha kecil ke menengah," pungkasnya.
Baca juga: Mendag: Vaksinasi gotong royong bakal percepat pemulihan perdagangan
Baca juga: Mendag prediksi ekonomi digital RI tumbuh delapan kali lipat pada 2030
Baca juga: EU: AstraZeneca punya profile risiko-manfaat baik di atas usia 60
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021