Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Mustafa Abubakar meminta Direksi PT Telkom dan Telkomsel menyampaikan laporan terkait tidak berfungsinya layanan komunikasi CCTV saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memantau arus balik Lebaran di Cikopo, Cikampek, Jawa Barat.
"Saya memerintahkan Direksi Telkom dan Telkomsel menindaklanjuti permintaan Bapak Presiden yang mempertanyakan kenapa jalur komunikasi terputus," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat.
Mustafa mengaku dirinya juga merasa prihatin atas kejadian tersebut, pada saat Presiden melakukan sidak lapangan terjadi gangguan.
Ia menambahkan masalah ini juga sempat dibicarakan saat rapat dengan Wakil Presiden Boediono.
"Karena masih rapat, melalui SMS saya sudah minta Rinaldi (Dirut Telkom) memberi laporan segera," ujar Mustafa.
Masalah ini bermula ketika Kepala Negara di sela-sela kunjungan memantau arus balik di Posko Lebaran Cikopo, Cikampek, Jawa Barat, melakukan pembicaraan jarak jauh dengan Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol. Edward Aritonang, terkait dengan kesiapan dalam mengatur lalu lintas dan pengamanan di sepanjang jalur mudik.
Namun, pada saat Kapolda Jateng menyampaikan laporannya, jaringan telekomunikasi terganggu yang mengakibatkan layar monitor hanya menayangkan gambar stagnan Kapolda Jateng.
Presiden langsung bereaksi dengan mempertanyakan mengapai layar CCTV terhenti, dan memberi peringatan kepada jakaran Direksi Telkom dan Telkomsel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas jaringan komunikasi itu.
Menurut Mustafa, dirinya selaku kuasa pemegang saham Telkom siap menindaklanjuti perintah Presiden supaya operator tersebut menyampaikan letak gangguan komunikasi itu.
"Kalau dia (Rinaldi) ada di Jakarta, saya minta saja langsung melapor," ujarnya.
Mustafa menambahkan masalah ini menjadi bahan evaluasi baginya sebagai poin penilaian terhadap kinerja direksi Telkom.
"Ini menjadi bagian dari `key performance indicator` (KPI) penilaian terhadap seorang pejabat BUMN. Ini masalah serius, ketika Bapak Presiden meninjau suatu lokasi dan terjadi sesuatu yang fatal. Ini jangan sampai terulang," tegas Mustafa.
(R017/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010