Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat sore naik delapan poin menjadi Rp8.977-Rp8.987 per dolar AS dari sebelumnya Rp8.985-Rp8,.995, karena pelaku pasar masih membeli rupiah.

"Pembelian rupiah oleh pelaku pasar itu memicu mata uang lokal bergerak naik, namun masih dalam kisaran yang sempit," kata Equiety Chief PT First Asia Capital, Irfan Kurniawan di Jakarta, Jumat.

Irfan Kurniawan mengatakan, pembelian rupiah relatif masih kecil karena sebagian besar pelaku belum masuk pasar masih menikmati liburan panjang Idul Fitri.

Namun pergerakan rupiah yang tetap menguat sejak pagi itu menunjukan pasar masih tetap positif terhadap mata uang tersebut, katanya.

Menurut dia, pembelian rupiah itu terpicu oleh masih masuknya dana asing ke pasar modal Indonesia yang mencapai Rp1,5 triliun.

"Kenaikan rupiah itu juga menunjukkan Bank Indonesia (BI) berdiam tidak melakukan intervensi karena rupaih berada kisaran yang sempit,"katanya.

Ia mengatakan, pembelian rupiah yang relatif kecil itu, karena pelaku asing menunggu pengaruh dari kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) dari lima persen menjadi delapan persen.

Karena kenaikan GWM itu akan memicu perbankan terutama papan menengah kebawah akan segera menaikkan suku bunganya, katanya.

Apabila kenaikan suku bunga terjadi, menurut dia, maka pelaku asing akan masuk pasar secara antusias membeli saham yang akan berdampak positif terhadap pasar uang Indonesia.

Kondisi ini akan membuat rupiah makin mendekati angka Rp8.900 per dolar, meski Bank Indonesia berada di pasar.

"BI kemungkinan akan melepasnya dan membiarkan rupiah bergerak sesuai dengan kehendak pasar," tuturnya.
(CS/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010