“Berdasarkan informasi dari importir, produk alas kaki Indonesia cukup diminati karena berkualitas tinggi. Sedangkan, produk obat herbal, khususnya jamu juga cukup diminati baik di pasar tradisional maupun apotek. Produk-produk lain yang diminati yaitu tekstil dan produk tekstil, fesyen, serta makanan olahan,” jelas Kepala ITPC Lagos Hendro Jonathan lewat keterangan resmi diterima di Jakarta, senin.
Pada One on One Business Consultation, yang digelar 27 Mei silam, ITPC Lagos turut memperkenalkan produk makanan dan minuman, jamu, batik, sepatu, dan sandal kulit Indonesia kepada para pelaku usaha Nigeria.
“Pada sesi konsultasi bisnis, terdapat permintaan informasi tambahan mengenai produk pakaian wanita dan anak, serta perkakas dapur oleh para pelaku usaha Kano,” imbuh Hendro.
Baca juga: Industri tekstil dan alas kaki berkontribusi 10 persen terhadap ekspor
Menurut Hendro, Nigeria merupakan pasar yang menjanjikan bagi Indonesia dengan jumlah penduduk saat ini mencapai lebih dari 200 juta jiwa. Sedangkan di Negara Bagian Kano sendiri, jumlah penduduknya mencapai 20 juta jiwa. Pasar Sabon Giri di Negara Bagian Kano yang sempat dikunjungi 26 Mei lalu banyak menjual produk obat dan herbal Indonesia.
Presiden Kano Chambers of Commerce, Industry, Mines & Agriculture (KACCIMA) Dalhatu Abubakar, kata Hendro, menyampaikan beberapa produk Indonesia yang diminati anggota KACCIMA yaitu kertas, alat pertanian, suku cadang kendaraan, batik, fesyen muslim, alas kaki, dan ban. Dalhatu juga mengundang perusahaan Indonesia untuk berinvestasi pada kawasan industri Kano. Sehingga, lebih dekat dengan konsumen di Kano.
Menurutnya, antusiasme pelaku usaha Kano terhadap produk Indonesia juga terlihat di setiap penyelenggaraan Trade Expo Indonesia. Produk Indonesia yang menarik minat pelaku bisnis dari Kano antara lain tekstil dan produk tekstil yang bercorak Afrika atau Ankara dari Batik Pekalongan; jamu dari Air Mancur, Sido Muncul, dan usaha kecil menengah (UKM); obat-obatan dari Kalbe, Dexa, dan Mensa, fesyen muslim; serta makanan olahan.
Baca juga: Menperin bidik ekspor alas kaki capai 6,5 miliar dolar AS
Dalam kesempatan itu, Hendro juga mengundang para pelaku bisnis Nigeria untuk kembali berpartisipasi pada TEI ke-36.
"Trade Expo Indonesia (TEI) ke-36 akan dilaksanakan pada 20--24 Oktober 2021 secara hibrida dengan mempertimbangkan perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia. Kami berharap para pelaku usaha Nigeria, khususnya Kano dapat kembali berpartisipasi pada TEI ke-36," kata Hendro.
Penyelenggaraan TEI secara luring merupakan kesempatan besar bagi Indonesia karena tingginya minat pelaku bisnis Kano untuk mengunjungi Indonesia.
"Jika TEI 2021 dilaksanakan secara hibrida, kami memperkirakan kurang lebih 50 anggota KACCIMA akan hadir. Hal itu mengingat pentingnya Indonesia sebagai mitra dagang Nigeria," kata Dalhatu.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021