Jakarta (ANTARA) - Setelah absen pada dua turnamen besar sepakbola internasional, Belanda kembali ke panggung akbar untuk menebus waktu yang hilang. Tak menunjukkan batang hidupnya saat Euro terakhir di Prancis pada 2016 dan kemudian di Rusia pada Piala Dunia 2018 adalah kemunduran besar bagi reputasi mereka sebagai kekuatan sepakbola Eropa dan mengembalikan reputasi itu menjadi prioritas utama pelatih Frank de Boer serta tim.
Oranye menembus periode kualifikasi relatif mulus setelah Ronald Koeman mengantarkan mereka finis urutan kedua Grup C kualifikasi Euro 2020 di belakang Jerman setelah memenangkan enam dari total delapan pertandingan.
Setelah Koeman mundur tahun lalu, penampilan Belanda sedikit babak belur di bawah asuhan pelatih sementara Dwight Lodeweges dan kemudian Frank de Boer sehingga tempat mereka dalam putaran final Nations League menjadi tumbalnya.
Baca juga: Ukraina segan kepada Belanda
Namun, sekalipun kalah melawan Turki dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022, Oranye mengarungi Euro dengan keyakinan tinggi setelah memenangkan lima dari tujuh pertandingan terakhir, termasuk 3-0 melawan Georgia.
Mereka berusaha menjawab kritik media belakangan ini terhadap pola bermain cenderung defensif, termasuk saat melawan Georgia, dalam laga pemanasan. Fakta bahwa mereka akan tampil di kandang sendiri di Johan Cruyff Arena di Amsterdam, membuat mereka semakin dituntut.
Akan ada 16.000 penonton di dalam stadion ketika mereka menjamu Ukraina, Senin dini hari pukul 02.00 nanti. Tapi tentu saja mereka bertanding demi 17 juta penduduk Belanda yang menantikan Oranye mengulangi kejayaan Euro 1998 saat menjuarai turnamen ini.
Baca juga: Belanda tanpa De Ligt di laga pembuka
Namun kehadiran suporter di negeri sendiri sungguh pendorong besar seperti diungkapkan kapten Georginio Wijnaldum. “Serasa kami berada pada akhir periode yang melelahkan sekali dan kami berada pada awal masa yang lebih cerah nan lebih indah,” kata Wijnaldum seperti dikutip Reuters.
Kehadiran penonton ini bisa memupus gamang oleh tak bisa menggunakan Donny van de Beek dan Jasper Cillessen karena cedera dan virus corona, yang disusul palang pintu Matthijs de Ligt yang cedera paha. Padahal Belanda sudah kehilangan superstar Virgil van Dijk.
Ukraina sendiri adalah paket kejutan selama kualifikasi Euro 2020 setelah memuncaki Grup B kualifikasi yang diisi juara bertahan Portugal. Selama kualifikasi mereka tak pernah kalah dan memenangkan enam dari delapan pertandingan kualifikasi.
Tetapi Ukraina yang dilatih legenda Andriy Shevchenko, melewati 2020 dengan sulit karena terdegradasi ke Liga B Nations League Eropa walaupun mengalahkan Swiss dan Spanyol. Ukraina juga kerap tidak konsisten.
Sebelum Piala Eropa yang ini, sudah dua kali Ukraina tak berhasil melewati fase grup pada 1992 dan 1996 karena tak kunjung menang. Ini bisa menjadi hambatan moral dan sekaligus tantangan bagi Shevchenko yang ditunjuk memimpin Ukraina setelah kalah dalam seluruh dari tiga pertandingan fase grup Euro 2016 di Prancis.
Baca juga: EURO 2020 di antara ambisi pembuktian dan bibit-bibit kejutan
Shevchenko relatif berhasil membangun tim kuat yang berintikan produk-produk domestik dan dihuni pemain-pemain muda nan ambisius. Dia bisa mengandalkan mereka untuk kembali menciptakan kejutan seperti mereka memuncaki Grup B kualifikasi Euro 2020, dengan lolos dari fase grup yang disebut Shevchenko menjadi tugas utama tim.
“Semoga ada kejutan dalam turnamen ini dan kami pastinya akan berusaha menciptakan salah satunya,” kata gelandang Taras Stepanenko.
Kemungkinan line-up (laman UEFA-Euro 2020)
Belanda: Marteen Stekelenburg; Denzel Dumfries, Jurrien Timber, Stefan de Vrij, Daley Blind, Owen Wijndal; Frenkie de Jong, Marten de Roon, Georginio Wijnaldum; Memphis Depay, Wout Weghorst
Ukraina: Heorhiy Bushcha; Oleksandr Karavaev, Ilya Zabarnyi, Mykola Matviyenko, Vitaliy Mykolenko; Oleksandr Zinchenko, Sergiy Sydorchuk, Ruslan Malinovskyi; Andriy Yarmolenko, Roman Yaremchuk, Oleksandr Zubkov
Skenario pertandingan
Frank de Boer mungkin memasang tiga bek dalam formasi 5-3-1, sekalipun sering merancang timnya dalam pola 4-3-3, dengan menempatkan Jurrien Timber yang belum berpengalaman sejajar dengan Stefan de Vrij dan Daley Blind yang lebih berpengalaman. Mereka akan melindungi Maarten Stekelenburg yang sudah berusia 38 tahun, di depang gawang Oranye.
Ketiga bek akan diapit dua bek sayap muda, Denzel Dumfires yang biasa menempati bek kanan di PSV Eindhoven dan Owen Wijndal yang biasa mengisi sektor kiri pertahanan AZ Alkmaar.
Dengan memasang keduanya, Belanda berusaha konstan menekan dari kedua sayap dan memaksimalkan lebar lapangan. Sedangkan tanggung jawab menjaga sektor tengah akan menjadi urusan Marten de Roon. Gelandang Atalanta ini akan didukung maksimal oleh superstar Barcelona Frenkie de Jong dan Wijnaldum yang musim depan merapat ke Paris Saint German.
Baca juga: Belanda cemas De Ligt cedera sebelum dijajal Georgia
Kedua gelandang kreatif ini diberi kebebasan untuk mengendalikan sektor tengah sambil memberikan dorongan ke depan. Setelah itu, Memphis Depay yang menanjak performanya belakangan ini, termasuk menyelamatkan Belanda dari sergapan Skotlandia dalam laga persahabatan beberapa hari lalu, akan menjadi pemain kunci dalam lini serang.
Dia akan berpasangan dengan Wout Weghorst yang produktif bersama VfL Wolfsburg di Bundesliga. Kemitraan mereka akan membentuk dua ujung runcing dalam sistem serangan Belanda.
Ukraina sendiri sepertinya enggan hanya bertahan. “Yang utama adalah kami punya gaya tentu yang kami mainkan dan kami tak akan mengubahnya. Kami mungkin memiliki kesempatan memainkan 4-3-3 atau misalnya 3-5-2, tetapi prinsip kami tak akan berubah,” kata Shevchenko.
Dari kemungkinan line-up dan pernyataan Shevchenko itu, Ukraina sepertinya akan beradaptasi dengan lawan, tetapi menolak menumpuk pemain di wilayah sendiri, sekalipun kecenderungannya mengadopsi pendekatan yang lebih hati-hati tergantung situasi yang dipicu pola yang dimainkan Frank de Boer.
Catatan buruk pada fase grup dalam dua Euro sebelumnya dan tekad Shevchenko keluar dari kutukan fase grup, bisa mendorong Ukraina untuk pragmatis dengan beradaptasi dengan pola bermain Oranye.
Untuk itu mereka mungkin memasang bek Illya Zabarnyi yang kabarnya sedang didekati Chelsea, bersama Mykola Matviyenko dan Vitaliy Mykolenko guna membentuk formasi tiga bek tengah guna melindungi penjaga gawang Heorhiy Bushchan.
Oleksandr Karavayev yang biasanya dipasang dalam formasi 4-3-3 akan digeser ke kanan, sedangkan Eduard Sobol menempati bagian berlawanan dari sektor pertahanan kiri Ukraina.
Setelah itu, dua gelandang veteran, Taras Stepanenko atau mungkin Ruslan Malinovskyi, dan Serhiy Sydorchuk, ditaruh di tengah, untuk menandingi duet de Jong dan Wijnaldum.
Akan halnya kapten mereka yang gelandang Manchester City dan serba bisa dalam berbagai posisi, Oleksandr Zinchenko, dimajukan dari posisi biasanya di sayap, menjadi lebih ke depan guna menyokong Roman Yaremchuk yang akan menjadi ujung tombak dan diapit oleh Andriy Yarmolenko serta Oleksandr Zubkov.
Statistik kedua tim
Ini pertemuan ketiga Belanda dan Ukraina. Belanda satu kali menang, sedangkan satunya lagi seri
Setelah enam kali kalah dalam delapan pertandingan selama 2020, Ukraina tak pernah kalah dalam enam pertandingan terakhirnya, walaupun seri 1-1 empat kali
Belanda hanya satu kali kalah dalam sepuluh pertandingan terakhir, termasuk laga persahabatan
Ini Piala Eropa kesepuluh untuk Belanda. Mereka menjuarai turnamen ini pada 1988 setelah menaklukkan Uni Soviet 2-0 dalam final
Belanda sudah empat kali masuk semifinal Euro tapi kalah pada semua dari tiga laga fase grup Euro 2012 yang terakhir mereka ikuti
Ini partisipasi ketiga Ukraina dalam putaran final Euro dan itu terjadi berturut-turut. Tapi mereka tak pernah bisa melewati fase grup
Ukraina tak bisa mencetak gol dalam lima pertandingan putaran final Euro terakhirnya
Baca juga: Profil dan peluang tim Grup C Euro 2020
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021