Muaraenim, Sumsel (ANTARA News) - Tiga pelajar sekolah menengah pertama di Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan, meninggal dengan cara bunuh diri berantai.
Adapun tiga pelajar sekolah menengah pertama (SMP) Neneri 2 Kecamatan Lawang Kidul itu melakukan tindakan bunuh diri dengan cara dan pola yang sama, gantung diri menggunakan dasi sekolah warna biru, mengikat di lemari dan semuanya anak bungsu, kata Kapolsek Lawang Kidul, AKP Nusirwan di Muaraenim, Kamis.
Dikatakannya, ketiga korban merupakan pelajar SMP Negeri 2 itu adalah Wella Septiandiny kelas VII B, Elsa Mayora kelas VII A warga BTN Blok Y Nomor 2 meninggal Agustus lalu dan terakhir Tri Puji Lestari (14) kelas VIII semuanya warga di BTN Air Paku Blok T No 18 Tanjungenim meninggal, Rabu (15/9) sekitar pukul 17.30 WIB.
Namun, menurut dia, hingga kini belum tahu apa motif dan penyebabnya masih dalam penyelidikan pihak kepolisian setempat.
Menurut dia, penyebab meninggalnya ketiga siswa ini meskipun murni akibat gantung diri, namun cukup membuat tanda tanya besar, karena selain korban berantai dan berasal dari satu sekolah serta ketiganya menggunakan dasi sekolah yang diikatkan di lemari.
"Anehnya lagi ketiganya merupakan sama-sama anak bungsu dan antara mereka merupakan teman dekat," kata dia.
Dia mengatakan, almarhum Wella Septiandiny dan Elsa Mayora yang terlebih dahulu melakukan aksi gantung diri, memang pernah mencoba aksi percobaan bunuh diri namun tidak jadi karena keburu mendengar suara azan.
"Gejala tersebut mulai timbul sejak Wella Septiandiny tewas gantung diri membuat korban sering terlihat murung. Bahkan korban pernah bercerita dengan keluarganya jika sering terbayang-bayang dengan temannya tersebut," katanya.
Jika melihat modus ketiga korban hampir mirip dan benar-benar dari hasil visum, ciri-cirinya dan keterangan keluarga mereka memang murni meninggal akibat gantung diri.
Sementara itu Kapolres Muara Enim AKBP Yohannes Soeharmanto, mengatakan awalnya ada anggapan hal tersebut wajar dan memang sudah ajal, namun jika melihat dari modus yang sama serta berantai, tentu sedikit percaya dan tidak dengan hal mistis.
Terlebih lagi, ketiganya tergolong berasal dari keluarga yang mampu dan di sekolah sebagai siswa periang serta cukup pandai, katanya lagi.
"Kita sudah melakukan visum, hasilnya ditemukan memar merah di leher bekar jeratan dasi, kemaluan dan hidung keluar cairan. Saat ini kita sudah mengamankan dasi, celana dan pakaian korban serta memeriksa saksi-saksi guna pengusutan lebih lanjut," ungkap Kapolres.(*)
(ANT-127/M033/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010