Jakarta (ANTARA) - Cemoohan bergema di Stadion Krestovsky, Saint Petersburg, Rusia, Sabtu waktu setempat (Minggu WIB), ketika para pemain tim nasional Belgia berlutut jelang sepak mula laga Grup B Euro 2020 melawan tuan rumah.
Aksi berlutut itu, menjadi bagian dari kampanye untuk menyoroti ketidakdilan rasial, dilakukan oleh seluruh pemain Belgia dan wasit Antonio Mateu Lahoz, sementara para pemain tuan rumah Rusia tidak mengikuti gestur yang sama.
Penyerang Belgia, Romelu Lukaku, yang orang tuanya berasal dari Republik Demokratik Kongo, selain berlutut juga mengangkat kepalan tangan kanannya, demikian laporan AFP.
Baca juga: Gareth Southgate kritik penggemar yang hina pemain saat berlutut
Belgia menjadi tim berikutnya yang melakukan aksi berlutut jelang sepak mula di pertandingan Euro 2020 setelah Inggris menegaskan bakal melakukan hal yang sama saat melakoni pertandingan pembuka Grup D melawan Kroasia di Wembley, Minggu.
Pemandangan serupa juga terlihat kala Wales menghadapi Swiss di Stadion Olimpiade Baku, Azerbaijan, dalam pertandingan yang berlangsung lebih awal.
Sementara itu kapten Belanda Georginio Wijnaldum mengatakan pihaknya tidak akan melakukan aksi berlutut itu dan bakal menempuh bentuk lain untuk menyoroti diskriminasi rasial.
Gestur berlutut atas protes diskriminasi rasial muncul di dunia olahraga pada 2016, dilakukan oleh mantan quarterback liga American Football (NFL) Colin Kaepernick.
Baca juga: Skuad Belanda tidak akan ikut-ikutan berlutut di laga pembuka
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2021