Pangkalpinang (ANTARA News) - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI meminta kepada masyarakat untuk bisa menahan diri dalam menyikapi hubungan antara Indonesia dengan Malaysia yang belakangan sempat memanas.

"Saya minta kepada masyarakat, terutama warga Bangka Belitung (Babel) bisa menahan diri dalam menyikapi persoalan hubungan antara Indonesia dengan Malaysia," kata Noerhari Astuti, anggota DPD RI dari Bangka Belitung (Babel), di Pangkalpinang, Kamis.

Menurut dia, di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di Babel, tercatat ada investor asal Malaysia yang menanamkan modalnya untuk berinvestasi, seperti dalam bidang perkebunan sawit.

"Melihat itu, masalah hubungan antara Indonesia-Malaysia sebaiknya dapat disikapi dengan arif dan bijaksana. Jangan sampai timbul gejolak yang lebih parah lagi hingga persoalan menjadi terus memanas," ujarnya.

Disinggung akan adanya perundingan antara Indonesia dengan Malaysia tentang batas wilayah, ia berharap delegasi Indonesia bisa menghasilkan pemecahan yang menang bagi semua pihak (win-win solution) atau tidak ada yang merasa dirugikan.

"Walau bagaimana pun, antara Indonesia dengan Malaysia masih berada dalam satu rumpun Melayu yang harus tetap bisa dibina dan dipertahankan selamanya, serta merupakan negara tetangga dekat," katanya.

Menurut dia, dalam menyikapi persoalan itu harus menggunakan jalur yang terbaik untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat.

"Jika persoalan itu diselesaikan dengan jalur yang sesuai dengan peraturannya, maka persoalan batas wilayah yang dijadikan alasan kedua negara, tentu bisa diselesaikan dengan cara damai," ujarnya.

Ia menambahkan, persoalan itu harus secepatnya diselesaikan, jangan sampai terjadi demonstrasi di berbagai daerah yang mengecam segala tindakan Malaysia.

"Saya berharap agar persoalan itu bisa secepatnya diselesaikan, sehingga tidak sampai terjadi aksi demo massa di berbagai daerah, dan saya juga mengharapkan agar masyarakat Babel bisa menyikapi persoalan ini dengan arif dan bijaksana," katanya menambahkan.
(T.ANT-147/P004/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010