Padang (ANTARA News) - Penderita gigi keries atau gigi berlubang umumnya remaja berusia 12 tahun ke atas.
"Selama ini penderita gigi berlubang di Indonesia umumnya kalangan remaja," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, di Padang, Rabu.
Menurut dia, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) yang dilakukan, penderita gigi berlubang kalangan remaja berusia 12 tahun ke atas mencapai sekitar 43,3 persen.
"Penduduk yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut mencapai 23,4 persen, sedangkan yang telah kehilangan seluruh gigi aslinya (ompong,red) adalah 1,6 persen," katanya.
Dia menambahkan, rata-rata penderita gigi berlubang, disebabkan masyarakat umumnya kurang memperhatikan perawatan gigi dan mulut.
"Pada umumnya penduduk Indonesia mengosok gigi hanya pagi ketika bangun tidur saja, padahal menggosok gigi dilakukan sesudah makan, mau tidur waktu malam hari serta pagi ketika bangun tidur,"katanya.
Dia mengatakan, berdasarkan indikator Indonesia sehat 2010, untuk satu orang dokter gigi idealnya melayani pasien sebanyak 9.000 orang.
"Sementara itu, jumlah penduduk Indonesia saat ini 234.181.400, maka dibutuhkan sekitar 26.000 orang tenaga dokter gigi,"katanya.
Menurutnya, dokter gigi yang telah teregistrasi hingga Agustus 2010 berjumlah 21.691 orang, terdiri dari drg umum 20.158 orang serta drg spesialis sebanyak 1.533 orang.
"Kita masih membutuhkan banyak tenaga dokter gigi di Indonesia ini, untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang optimal pada masyarakat,"katanya.
Sejak otonomi daerah, lanjut Endang Rahayu Sedyaningsih, pemerintah pusat sulit mendapatkan data jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Saryankes, karena pejabat pembina kepegawaian berada pada Gubernur, Bupati dan Walikota. "Saat ini, sedang dilakukan pendataan (oleh Badan PPSDMKes) tenaga kesehatan yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan baik pusat maupun daerah,"kata Endang Rahayu Sedyaningsih.
Dia menambahkan, saat ini telah terdapat 13 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan 12 Program Studi (Prodi) Kedokteran Gigi di Indonesia, serta 5 Institusi Pendidikan Dokter Gigi. Rata-rata lulusan kurang lebih 1500 dokter gigi pertahun.
Sementara, sejauh ini baru terdapat 13 Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP) yaitu, UI, Unpad, UGM, Unair, USU, Unhas, Usakti, UPDM(B) Moestopo, Univ Jember, Univ Hangtuah, Univ Saraswati, Univ Baiturrahmah dan Univesitas Muhammadiyah.
Sedangkan yang lainnya masih menggunakan poliklinik gigi sebagai sarana pendidikan mereka.
"Guna meningkatakan kualitas lulusanya, diperlukan tempat pendidikan berupa rumah sakit gigi dan mulut yang digunakan sebagai sarana proses pembelajaran, pendidikan dan penelitian bagi profesi tenaga kesehatan kedokteran gigi,"kata Endang Rahayu Sedyaningsih.
Dia berharap, Fakultas kedokteran gigi Unversitas Baiturramah mampu mendidik dan menghasilkan tenaga dokter gigi sebagai pelaksana pada pelayanan kesehatan gigi yang handal dan profesional. (ANT-031/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010