Helsinki (ANTARA News/AFP) - Finlandia berharap menarik tentara dari gerakan pimpinan Persekutuan Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afghanistan secepatnya, kata Menteri Luar Negeri Alexander Stubb pada Selasa.

"Dalam kenyataan, itu berarti antara tiga hingga enam tahun," katanya kepada wartawan setelah berbicara pada acara kebijakan luar negeri, yang diselenggarakan Presiden Tarja Halonen di Helsinki.

Stubb menekankan bahwa itu hanya mungkin jika tanggung jawab keamanan dalam negeri berhasil dialihkan ke pasukan keamanan Afghanistan.

Wanita juru bicara menteri itu, Sanni Grahn-Laasonen, mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP bahwa tanggapan Stubb itu bukan tanda perubahan kebijakan utama dan bahwa Finlandia akan cermat mengikuti perkembangan sekutu Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF)-nya serta keadaan di Afghanistan.

"Finlandia tidak akan secara sepihak memutuskan mundur," katanya.

Finlandia saat ini memiliki sekitar 180 tentara di Afghanistan, sebagian besar bertugas dalam gerakan pimpinan Swedia di bagian baratlaut negara terkoyak perang itu, Mazar-e-Sharif.

Seorang prajurit Finlandia tewas sejak pasukan itu pertama dikerahkan di Afghanistan pada 2002.

Ia tewas akibat serangan bom jalanan di dekat Maimana pada 2007.

Saat berbicara di acara sama pada Selasa, mantan menteri luar negeri, anggota parlemen Erkki Tuomioja secara tajam mengecam keterlibatan terus-menerus Finlandia, meskipun kenyataan menunjukkan bahwa tugas ISAF berubah banyak dalam beberapa tahun belakangan.

Ia menyatakan Finlandia tak bisa lagi yakin bahwa kesertaan dalam gerakan ISAF adalah meneruskan alasan ketenangan dan hak asasi manusia.

"Kembalinya Taliban ke kekuasaan akan jauh lebih buruk daripada keadaan sekarang. Tapi apakah tidak lebih baik melakukan merundingkan beberapa hal untuk mengakhiri perang dan pembunuhan?" katanya mempertanyakan.

Tuomioja mengatakan bahwa negara sekecil Finlandia harus berhati-hati mempertimbangkan jenis gerakan pengelolaan kegentingan tentara, yang melibatkannya.

Penarikan NATO dari Afghanistan akan bertahap dan tidak terburu-buru pada Agustus mendatang, kata penglima pasukan asing di sana, Jenderal Amerika Serikat David Petraeus, pada Rabu.

Saat ditanya tentang tanggal keluar itu, Petraeus mengatakan kepada radio NPR bahwa gagasan tanggal di sana tidak baru, dengan menyebutkan kejadian masa lalu di Irak.

Tapi, gagasan Agustus sebagai waktu penarikan bukan "harga mati", tambahnya.

Kepala NATO Anders Fogh Rasmussen dalam wawancara dengan surat kabar Spanyol terbitan Minggu bertekad mempertahankan pasukan sekutu di Afghanistan selama dibutuhkan dalam menyelesaikan tugasnya.

Rasmussen juga menekankan bahwa pasukan Barat tidak akan ditarik dari Afghanistan pada 2011, namun secara bertahap mengalihkan tanggung jawab untuk menjaga keamanan kepada pihak Afghanistan jika keadaan memungkinkan.

NATO mempertimbangkan pelatihan tentara dan polisi Afghanistan sebagai unsur penting sebelum pasukan asing itu pada ahirnya ditarik.

Amerika Serikat dan NATO menempatkan 150.000 tentara di Afghanistan untuk memerangi perlawanan sengit, yang dimulai sesaat setelah pemerintah Taliban jatuh pada 2001.

Sejumlah 498 tentara asing tewas dalam perang Afghanistan sepanjang tahun ini, kata hitungan kantor berita Prancis AFP berdasarkan atas laman icasualties.org, sementara yang tewas pada seluruh 2009 adalah 521 orang.(*)

(Uu.B002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010