Jakarta (ANTARA) - Panitia penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo mengatakan telah menjual tiket untuk 42 persen dari kapasitas tempat pertandingan, dan mengharapkan kehadiran hingga sekitar 225.000 penonton per hari di ibu kota Jepang tersebut jika semua pemegang tiket hadir.
Penyelenggara akan menyusun rencana mengenai apa yang harus dilakukan penonton domestik pada bulan ini.
Petugas Pelaksana Olimpiade, Hidemasa Nakamura, menyarankan jumlah penonton dibatasi untuk meminimalisir risiko, dengan mengatakan bahwa jumlah pemegang tiket untuk memasuki venue diperkirakan lebih kecil daripada mereka yang melakukan perjalanan pulang pergi ke Tokyo.
Baca juga: PM Inggris tawarkan dukungan untuk Olimpiade Tokyo
Nakamura mengatakan 70 persen tiket untuk acara yang berlangsung di Tokyo dan prefektur tetangga Chiba, Saitama dan Kanagawa telah dijual kepada orang-orang yang tinggal di daerah tersebut.
Penyelenggara dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah menunggu untuk memutuskan kapasitas penonton di Jepang setelah memutuskan melarang penonton dari luar negeri. Namun, para ahli medis telah menyatakan keprihatinan bahwa membiarkan penonton dapat menyebabkan penyebaran virus corona ketika orang bepergian ke dan dari tempat tersebut.
Pakar penyakit menular Shigeru Omi, yang mengkritik penyelenggaraan Olimpiade Tokyo, mengatakan kepada komite parlemen bahwa dia akan mengukur risiko penularaan saat penonton diizinkan.
Omi, yang mengepalai subkomite pemerintah Jepang untuk virus corona, mengatakan masyarakat kemungkinan besar akan diminta untuk mengikuti langkah-langkah mitigasi anti-virus, termasuk menahan diri untuk tidak bepergian ke prefektur lain, selama Olimpiade karena bertepatan dengan liburan musim panas.
Baca juga: Tokyo akan vaksinasi 18.000 pekerja dan relawan Olimpiade
Dengan sekitar 40 hari tersisa sebelum upacara pembukaan Olimpiade, Tokyo berada dalam keadaan darurat COVID-19 sejak akhir April untuk menurunkan jumlah kasus. Omi berencana untuk menyusun rekomendasi tentang penyelenggaraan Olimpiade pada 20 Juni, hari terakhir status darurat COVID-19.
Secara terpisah, Jumat, Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan pusat vaksinasi akan didirikan di gedung pemerintah untuk menyuntik vaksin kepada para ofisial dan staf yang terkait dengan Olimpiade.
Menurut Koike, sekitar 2.500 suntikan vaksin per hari akan diberikan mulai 18 Juni kepada wasit dan staf yang bekerja di fasilitas Olimpiade, termasuk kampung atlet.
Pusat vaksinasi tersebut akan menggunakan vaksin Pfizer Inc. yang disediakan oleh IOC untuk atlet dan ofisial Jepang yang terkait dengan Olimpiade.
Baca juga: Jepang pertimbangkan vaksinasi 70.000 relawan Olimpiade
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021