Medan (ANTARA News) - Kader Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Cabang (GMKI) Medan, Sumatera Utara, menilai insiden penyerangan jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Timur Bekasi, Jawa Barat, menimbulkan kegelisahan dan ketakutan di kalangan umat beragama.
Ketika berunjuk rasa di kantor Gubernur Sumatera Utara di Medan, Rabu, pimpinan aksi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Medan, Supriadi Purba, mengatakan bahwa pemerintah harus dapat menyelesaikan peristiwa itu secara tuntas.
Penyelesaian kasus itu bukan hanya sekadar menindak pelakunya secara tegas tetapi juga mengungkap aktor intelektual atau pihak-pihak yang memerintahkan aksi penyerangan tersebut.
Selain itu, pemerintah juga harus dapat mengungkapkan kemungkinan adanya kaitan peristiwa tersebut dengan sejumlah aksi lain yang bernuansa agama selama ini yang banyak terjadi di tanah air.
Jika tidak dapat dituntaskan, maka kegelisahan dan ketakutan beragama akan selalu menghantui rakyat Indonesia, katanya.
GMKI Cabang Medan mengharapkan semua pihak dapat berpikir jernih karena adanya sejumlah kejanggalan dalam persitiwa penyerangan tersebut.
Dalam unjuk rasa itu, massa GMKI Cabang Medan membentang spanduk bertuliskan "Tidak ada perbedaan di atas perbedaan karena kita adalah satu tubuh (Bhineka Tunggal Ika)".
Sebelum berunjuk rasa di kantor Gubernur Sumut itu, massa GMKI Cabang Medan juga menyampaikan aspirasinya di Balaikota Medan, gedung DPRD Sumut dan melakukan aksi teatrikal di seputar Bundaran Majestik di Jalan Gatot Subroto Medan. (T.I023/Z002/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010