Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar saham, Krisna Dwi Setiawan, mengatakan bahwa pelaku asing aktif bermain di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan mereka membeli saham dalam jumlah triliunan rupiah sehingga mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tiga persen.
Pelaku asing telah menempatkan dananya di BEI pada Rabu senilai Rp1,5 triliun lebih sampai pukul 13.00 WIB, dan mereka mengantisipasi faktor positif pasar global, akibat data ekonomi China dan Amerika Serikat (AS) yang menguat, katanya di Jakarta, Rabu.
Krisna Dwi Setiawan mengatakan, aktifnya pelaku asing yang didukung pelaku lokal mengakibatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 122 poin lebih hingga menembus level 3.300 poin.
Indeks BEI berpeluang untuk dapat mencapai angka 3.400 poin, ujarnya.
Menurut dia, kondisi pasar seperti ini diperkirakan akan berlanjut yang memicu indeks terus menguat hingga mendekati angka 3.400 poin.
"Kami optimis indeks masih dapat bergerak naik hingga berada di level 3.400 poin," ucapnya.
Ditanya pers apakah indeks BEI bisa mencapai 3.500 poin, ia mengatakan, kemungkinan bisa saja terjadi, karena pasar global banyak membuat kejutan yang sulit diduga.
AS data ekonominya dinilai suram yang mengakibatkan ekonomi global tumbuh tak menentu, namun kenyataannya pasar AS tumbuh positif, bahkan pasar properti AS mengalami pertumbuhan yang lebih baik.
Selain itu, pemerintah sendiri berupaya mendorong industri perbankan terus meningkatkan penyaluran kredit dalam upaya memicu ekonomi tumbuh lebih cepat.
Pada asumsi makro ekonomi anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2011 sebesar 6,3 persen, dengan aktifnya perbankan menyalurkan kredit maka ekonomi diharapkan akan tumbuh lebih besar lagi, tuturnya.
Ia mengatakan, pelaku asing melihat peluang untuk meraih keuntungan sangat besar apalagi perbankan diperkirakan dalam waktu tidak lama akan menaikkan suku bunganya akibat kenaikan Giro Wajib Minimum menjadi 8 persen dari 5 persen.
Karena itu pelaku asing sangat aktif bermain di pasar saham seolah-olah tidak ada hari esok untuk bermain di pasar tersebut, katanya.
(T.H-CS/B013/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010