"Benar, mereka bertemu sekitar dua jam 15 menit, dan Sultan antara lain mengundang ibu Mega ke Yogyakarta, termasuk ibu Mega akan silaturahmi dengan masyarakat ke kecamatan Imogiri Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)," kata Ketua DPP PDIP Tjahjo Kumolo kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Tjahjo Kumolo yang ikut pada awal pertemuan di rumah Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, mengatakan, sebelum pembicaraan empat mata, kedua "tokoh Ciganjur" tersebut mengawalinya dengan makan bersama.
"Mereka makan bubur ayam. Ibu Mega didampingi pak Taufiq dan juga Pramono Anung (Sekjen DPP PDI Perjuangan), juga saya. Sesudah itu, berlangsung pertemuan empat mata lebih satu jam," kata Tjahjo Kumolo yang juga salah satu Ketua DPP PDI Perjuangan ini.
Tjahjo Kumolo mengungkapkan pula, PDI Perjuangan juga mengundang Sri Sultan Hamengku Buwono X menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Solo. "Sebaliknya, Sultan juga mengundang ibu Mega ke Yogyakarta itu tadi," ujarnya.
Lalu, lanjutnya, kedua pihak kemudian sepakat saling memenuhi undangan tersebut.
"Mengenai pembicaraan empat mata itu, ya tidak tahu apa yang dibicarakan. Yang dibicarakan berdua saya tidak tahu materinya," kata Tjahjo Kumolo lagi.
Namun, menurut Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI Perjuangan ini, intinya ialah untuk kepentingan rakyat dan masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Keduanya tokoh nasional yang merakyat dan gandrung berpikir tentang kesejahteraan rakyat serta kemajuan bangsa," kata Tjahjo Kumolo lagi.
Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, telah ditetapkan oleh partainya sebagai calon presiden (Capres) untuk maju pada Pemilu Presiden (Pilpres), Juni 2009.
Sementara itu, Sultan Hamengku Buwono X, merupakan kader Partai Golkar yang masih menjabat Gubernur DIY, dan telah mengumumkan pencalonan dirinya pula sebagai Capres.
"Kami sama-sama dari dua partai yang nasionalis," kata Sultan Hamengku Buwono X singkat, ketika menjawab pers tentang kedekatan keduanya, di kesempatan forum "Sultan Menjawab", sepekan silam.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009
semua juga tahu siapa yang memulai menggulirkan roda reformasi, masa ANTARA ga tahu