Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie meminta agar wacana `reshuffle` kabinet dari Achmad Mubarok tak perlu didengarkan.
"Tak perlu didengarkan. Itu adalah pernyataan pribadi dari Mubarok," katanya, di Jakarta, Selasa (14/9).
Ia menegaskan, sebagai wakil ketua dewan pembina partai, dirinya tak pernah mendengar sedikit pun soal `reshuffle` (perombakan).
"Saya malah tak dengar sama sekali," ujar mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu.
Pernyataan Mubarok, katanya, bisa karena ketidaksenangannya terhadap menteri tertentu.
"Bisa saja karena tak suka sama menteri tertentu, lalu mengeluarkan pernyataan soal `reshuffle`. Untuk saya dekat dengan semua menteri," ujar Ketua DPR itu.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Demokrat Radityo Gambiro mengatakan, isu dan wacana perombakan kabinet seperti yang disampaikan oleh anggota dewan pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok adalah pendapat pribadi.
"Hal `reshuffle` versi Achmad Mubarak, itu adalah analisa dan pendapat pribadi, kita hormati hak beliau sebagaimana hak berpendapat dari pihak yang tidak sepaham," kata Gambiro.
Oleh karena itu, jika ada pihak-pihak yang terpengaruh atau terpancing dengan pernyataan Mubarok, sangat disesali.
"Kalau ada pihak yang terpancing, ya kenapa terpancing. Karena pada hakekatnya, kita sudah tahu sama tahu (TST), bahwa "reshuffle` tersebut adalah hak prerogatif presiden.
Kalaupun Presiden Yudhoyono akan melakukan `reshuffle`, juga tidak jadi masalah sama sekali.
"Sah hukumnya kalau presiden mau me-`reshuffle` siapa pun dan kapan pun, karena pasti Presiden Yudhoyono mempunyai alasan dan pertimbangan tersendiri untuk kebaikan bangsa dan tidak perlu diumumkan alasannya, mengapa seseorang diangkat atau diganti," kata Waki Ketua Komisi VIII itu.
Ia mengajak semua pihak untuk lebih memikirkan kemajuan bangsa daripada memikirkan `reshuffle`.
"Mari kita satukan energi positif kita untuk mencari solusi atasi berbagai permasalahan bangsa kita," kata Gambiro. (*)
(ANT-134/H-KWR/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010