Mukomuko, Bengkulu (ANTARA News) - Sedikitnya 25 rumah di Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu terancam masuk sungai batang muar karena jarak antara rumah dengan tebing pembatas hanya berkisar satu hingga dua meter.
Kepala Desa Medan Jaya, Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko Jhon Alaisa, Senin, mengatakan dari 25 rumah di desa itu, kondisi lima rumah bagian belakang sudah amblas masuk sungai.
"Apalagi sedang musim hujan tebing dengan ketinggian kurang lebih sekitar 20 meter dengan posisi landai itu akan semakin cepat longsor dan memperpendek jarak dengan rumah," tegasnya.
Ia mengatakan bila permasalahan ini tidak segera ditangani, maka dalam waktu dekat puluhan rumah itu akan masuk ke sungai.
"Kami sudah beberapa kali mengusulkan dalam bentuk tertulis kondisi tebing penahan rumah yang berbatasan dengan sungai desa ini, kepada pemerintah daerah, provinsi, dan pusat namun sampai sekarang belum ada realisasinya," terangnya.
Menurutnya dia sudah menghubungi instansi terkait seperti badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mukomuko dan badan Penanggulangan bencana tingkat Provinsi, namun tetap saja belum ada tanggapan.
"Kata mereka menunggu dana dari pusat yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Nasional, karena untuk membangun pelapis tebing dana dari daerah tidak mencukupi," jelasnya.
Di samping puluhan rumah di desa itu yang akan menjadi korban pengikisan tebing tebing, tetapi jalan lintas Sumatera yang melewati desa itu juga terancam keselamatannya.
"Jarak antara tebing dengan tebing sungai batang muar ini berkisar antara 25-30 meter dan terus mendekati jalan nasional," tegasnya.
Ia menjelaskan selain musim hujan yang mempercepat runtuhnya tebing itu, pembuangan air yang berasal dari rumah tangga juga menjadi faktor yang bisa menyebabkan tebing semakin terkikis.
"Sepanjang 800 meter jalan nasional yang melewati desa ini akan ikut menjadi korban runtuhnya tebing, karena posisi tebing semakin mendekat dengan jalan lintas Sumatera," terangnya. (ANT-149/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010