Jika kami dengan kekuatan penuh, kami sudah dapat mengaktifkan 15 tempatManila (ANTARA) - Keterlambatan pengiriman vaksin COVID-19 ke Filipina telah memaksa beberapa kota di wilayah ibu kota untuk menutup tempat vaksinasi, sehingga mempersulit upaya Manila untuk meningkatkan upaya imunisasinya.
Juru Bicara Kepresidenan Harry Roque pada Kamis memohon pengertian masyarakat, sambil meyakinkan publik bahwa "kita akan memiliki lebih banyak pasokan dalam beberapa bulan mendatang dan semua orang akan divaksin."
Hanya 4,5 juta dari 7 juta dosis vaksin COVID-19 yang dijadwalkan tiba pada Mei yang dikirimkan, ujar kepala program pengadaan vaksin pemerintah Carlito Galvez, kepada radio DZMM, pada Rabu (9/6).
Baca juga: Filipina setujui penggunaan darurat vaksin Sputnik V COVID-19 Rusia
Baca juga: Manila perintahkan warga usia di bawah 18 untuk tetap di dalam rumah
Penundaan itu terjadi tepat ketika pemerintah membuka vaksinasi kepada sekitar 35 juta orang yang bekerja di luar rumah mereka, untuk mengekang penularan COVID-19 dan membuka ekonomi.
Wali Kota Quezon, Joy Belmonte, mengatakan beberapa tempat vaksinasi di kotanya terpaksa ditutup karena persediaan yang "tidak menentu".
"Jika kami dengan kekuatan penuh, kami sudah dapat mengaktifkan 15 tempat tetapi mengingat pasokan kami hanya mengaktifkan 8 tempat vaksin," kata Belmonte kepada CNN Filipina.
Kota Quezon adalah kota terpadat di Filipina, dengan 2,9 juta penduduk, dan menyumbang 8 persen dari total 1,28 juta infeksi COVID-19 di negara itu.
Di Kota Marikina, 18.000 orang sedang menunggu datangnya lebih banyak vaksin, kata wali kota Marcelino Teodoro kepada CNN Filipina.
"Masalahnya bukan lagi keragu-raguan vaksin (tetapi) pasokan vaksin yang stabil," kata Teodoro.
Pengiriman 2,28 juta vaksin Pfizer/Biotech yang diamankan melalui skema global COVAX dijadwalkan tiba di negara itu pada Kamis, tetapi akan diberikan kepada warga lanjut usia, orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu, dan orang miskin.
Termasuk pengiriman vaksin pada Kamis, Filipina akan menerima total 12,6 juta suntikan COVID-19, sebagian besar dari China, dan melalui skema pembagian vaksin global.
Pada 7 Juni, pihak berwenang Filipina telah sepenuhnya memvaksin 2,3 persen dari 70 juta orang yang mereka targetkan untuk diinokulasi terhadap COVID-19 tahun ini.
Sumber: Reuters
Penundaan itu terjadi tepat ketika pemerintah membuka vaksinasi kepada sekitar 35 juta orang yang bekerja di luar rumah mereka, untuk mengekang penularan COVID-19 dan membuka ekonomi.
Wali Kota Quezon, Joy Belmonte, mengatakan beberapa tempat vaksinasi di kotanya terpaksa ditutup karena persediaan yang "tidak menentu".
"Jika kami dengan kekuatan penuh, kami sudah dapat mengaktifkan 15 tempat tetapi mengingat pasokan kami hanya mengaktifkan 8 tempat vaksin," kata Belmonte kepada CNN Filipina.
Kota Quezon adalah kota terpadat di Filipina, dengan 2,9 juta penduduk, dan menyumbang 8 persen dari total 1,28 juta infeksi COVID-19 di negara itu.
Di Kota Marikina, 18.000 orang sedang menunggu datangnya lebih banyak vaksin, kata wali kota Marcelino Teodoro kepada CNN Filipina.
"Masalahnya bukan lagi keragu-raguan vaksin (tetapi) pasokan vaksin yang stabil," kata Teodoro.
Pengiriman 2,28 juta vaksin Pfizer/Biotech yang diamankan melalui skema global COVAX dijadwalkan tiba di negara itu pada Kamis, tetapi akan diberikan kepada warga lanjut usia, orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu, dan orang miskin.
Termasuk pengiriman vaksin pada Kamis, Filipina akan menerima total 12,6 juta suntikan COVID-19, sebagian besar dari China, dan melalui skema pembagian vaksin global.
Pada 7 Juni, pihak berwenang Filipina telah sepenuhnya memvaksin 2,3 persen dari 70 juta orang yang mereka targetkan untuk diinokulasi terhadap COVID-19 tahun ini.
Sumber: Reuters
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021