Beijing (ANTARA News) - Tiga orang dalam kondisi kritis di rumah sakit China, Minggu, setelah membakar diri untuk memprotes pengusiran secara paksa, kata media negara.
Berita melalui internet China mengenai kejadian di propinsi Jiangxi itu menayangkan foto-foto persis keadaan sebenarnya yang mana sedikitnya dua orang terbakar, tetapi sejumlah berita lainnya segera dihapus oleh sensor Internet pemerintah.
China menjadi saksi atas gelombang bentrokan kekerasan dalam soal penyitaan tanah ketika para pejabat pemerintah secara paksa memindahkan para warganya untuk pengembangan properti atau berbagai proyek infrastruktur, yang menyebabkan kegelisahan masyarakat.
Kejadian itu terjadi pada Jumat di kota Fuzhou ketika Luo Zhifeng, 59, anak perempuannya, Zhong Ruqin, 31, dan teman keluarganya, Ye Zhongcheng, 79, membakar diri, kata rednet.com, sebuah situs internet resmi yang bermarkas di propinsi Hunan.
Mereka diberitakan tak puas pada ganti rugi yang diberikan pemerintah kepada mereka karena pengusiran paksa terhadap mereka dari rumah-rumah mereka untuk dijadikan sebuah terminal bus, katanya.
Foto-foto yang ditayangkan di rednet.com menunjukkan seseorang sedang berdiri di atas atap rumah yang terbakar, adapun foto lainnya menunjukkan seorang sedang melompat dari gedung yang terbakar.
Tiga orang itu masih dalam kondisi kritis, kata berita di situs internet tersebut.
Serangkaian peristiwa itu terjadi tahun lalu ketika para pejabat yang berpikiran mencari keuntungan semata dan para pengusaha untuk memperoleh keuntungan dalam properti di negeri ini mengusir para warganya dan kemudian tanah mereka dijadikan tempat usaha, menurut berita-berita sebelumnya.
Pada akhir April, seorang pejabat Partai Komunis di propinsi Henan ditahan setelah ia dituduh memerintahkan seorang sopir truk untuk menggilas seorang pengunjuk rasa dalam sengketa tanah. Pengunjukrasa itu tewas.
Dalam kasus lain, seorang wanita berusia 47 tahun membakar diri pada November di provinsi Sichuan karena pembongkaran yang telah direncanakan pemerintah terhadap tempat usaha pembuatan pakaian jadi suaminya. Ia meninggal 16 hari kemudian.
Sejumlah kejadian itu dan kemarahan masyarakat yang meningkat berkaitan dengan harga rumah yang melejit, menyebabkan pemerintah melakukan serangkaian upaya pada tahun ini untuk menenangkan pasar properti.(*)
AFP/M012/B012
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010