London (ANTARA News) - Punya kebiasaan menjabat tangan erat-erat? mungkin ada orang beruntung. Kalau belum, bisa dimulai dari sekarang... jika anda percaya hasil penelitian para ilmuwan Inggris ini.
Para peneliti di Dewan Penelitian Medis menemukan bahwa orang lanjut usia (lansia) dengan kebiasaan berjabat tangan erat-erat serta berjalan lebih cepat ternyata cenderung hidup lebih lama dibandingkan orang seusianya.
Mereka menemukan cara mengukur yang sederhana dari kemampuan fisik yang ternyata berhubungan dengan umur. Yang diukur adalah cara berjabat tangan, berjalan, bangun dari duduk dan menyeimbangkan diri dengan satu kaki.
Penelitian tersebut mengumpulkan data dari 33 penelitian sebelumnya.
"Pengukuran ini telah digunakan dalam penelitian berbasis populasi dalam waktu yang lama," kata Rachel Cooper dari Bagian Kesehatan Abadi dan Penuaan dalam Dewan Penelitian Medis.
"Pengukuran tersebut bisa menjadi indikator untuk kesehatan berlanjut," tambahnya.
Cooper, yang penelitiannya diedarkan di Jurnal Medis Inggris (http://link.reuters.com/wat72p), mengatakan penelitian lebih mendalam diperlukan untuk mengklarifikasi pengukuran tersebut.
"Saya tidak bermaksud untuk kedepannya menjadikan metode tersebut praktik klinis, tetapi ada kemungkinan pengukuran tersebut dapat berguna di masa mendatang," katanya kepada Reuters Health.
Para peneliti memeriksa 33 hasil riset yang berkaitan dengan puluhan ribu orang, kebanyakan dari mereka berusia di atas 60 tahun namun hidup di tengah masyarakat, bukan di rumah sakit atau panti jompo.
Dari 14 penelitian yang berhubungan dengan daya cengkram tangan, para peneliti menemukan orang dengan cengkram tangan terkuat cenderung berusia lebih lama dibanding dengan pegangan yang lemah.
Angka kematian orang yang lemah dalam jabat tangan lemah adalah 67 persen lebih tinggi daripada orang berjabat tangan dengan erat.
Pejalan kaki yang paling pelan hampir tiga kali lipat berkecenderungan untuk meninggal dibanding pejalan kaki yang gesit.
Orang yang lambat beranjak dari duduk memiliki dua kali angka mortalitas lebih tinggi dibanding mereka yang lebih cepat.
"Orang yang memiliki kemampuan fisik tinggi cenderung hidup lebih lama," kata Cooper.
(KR-IFB/C003)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010