"Sudah lima hari atau dua hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 1431 H jembatan ini roboh," kata Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) Desa Danau Redan, Sangkala, Minggu.
Menurut Sangkala, jembatan itu roboh karena kedua ujungnya diseberang sungai amblas. Sehingga tidak bisa lagi dilewati kendaraan roda empat. Sedangkan untuk kendaraan roda dua harus diangkat ramai-ramai.
"Akibat musibah robohnya jembatan antara RT 04 dengan RT 05, mengakibatkan sedikitnya 40 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar dua ratusan jiwa kesulitan transportasi," katanya.
Semua jenis kendaraan roda empat tidak bisa lewat. Sedangkan kendaraan roda dua harus diangkat ramai-ramai agar bisa lewat.
"Musibah robohnya jembatan sungai Danau Redan belum diketahui pihak pemerintah Kecamatan Teluk Pandan dan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur," katanya.
Sudah banyak warga yang melapor robohnya jembatan tersebut. Namun saya belum melapor ke kecamatan karena masih menunggu Kepala Desa (Kades) Bakri datang dari Sulawesi.
"Karena warga banyak yang mengeluh dan melapor makanya hari Selasa (14/9), saya akan ke kantor dinas pekerjaan umum (PU) Kutai Timur untuk melapor soal runtuhnya jembatan disana," katanya.
Sangkala juga heran jembatan tersebut bisa roboh karena usianya baru tiga tahun yang dibangun menggunakan dana APBD II Kutai Timur.
"Selain melapor runtuhnya jembatan, saya juga akan mengusulkan agar jalan sejauh enam kilometer itu diperbaiki, karena masih berupa tanah," katanya. (*)
(T.KR-ADI/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010