Bogor (ANTARA News) - Aksi perobekan Kitab Suci Al-Qur`an di depan Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat pada Sabtu, dilakukan oleh orang-orang yang kehilangan rasionalitas dan akal sehat.
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Kudang Boro Seminar, Minggu di Bogor mengatakan, keenam aktivis yang melakukan perobekan Al-Qur`an di depan Gedung Putih merupakan orang-orang yang tidak rasional. Karena perbuatan tersebut tidak ada gunanya.
"Perobekan Al-Qur`an merupakan perbuatan yang tidak berguna. Perbuatan sia-sia yang hanya menimbulkan kebencian," terang Prof Kudang Boro Seminar.
Prof Kudang Boro Seminar dikenal sebagai salah seorang yang "hafizh" atau hapal Al-Qur`an 30 juz penuh.
Selain itu, guru besar Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB tersebut juga dikenal sebagai tokoh yang memiliki pemahaman mendalam terhadap kandungan Al-Qur`an.
Lebih lanjut Prof Kudang Boro Seminar yang juga sebagai direktur Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi IPB mengemukakan, Al-Qur`an diturunkan sebagai rahmat dan pengobat hati bagi umat manusia.
"Al-Qur`an diturunkan ke muka bumi sebagai rahmat dan petunjuk jalan bagi umat manusia. Mereka yang melakukan perobekan Al-Quran kurang memahami ajaran yang terkandung dalam Al-Qur`an," papar Prof Kudang Boro Seminar.
Prof Kudang Boro Seminar meyakini, bila para pelaku perobekan Al-Qur`an memahami ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur`an, mala mereka tidak akan melakukan perbuatan tercela tersebut.
Prof Kudang mengemukakan, aksi perobekan Al-Qur`an tersebut tidak akan membawa kerugian baik bagi Islam maupun umat Islam. Kerugian justeru hanya akan dialami oleh mereka yang membenci Al-Qur`an.
Prof Kudang lantas merujuk sebuah ayat dalam Al-Qur`an, yang artinya: "Dan kami turunkan Al-Qur`an sebagai pengobat (hati) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Dan bagi orang-orang yang berlaku dzalim terhadap Al-Qur`an tidak akan mendapatkan apa pun kecuali kerugian."
Menurut Prof Kudang Boro Seminar, aksi perobekan Al-Qur`an di Amerika hanya akan merugikan bangsa Amerika serta merugikan umat atau agama para pelaku aksi tersebut.(*)
(ANT/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010