Singapura (ANTARA) - Pemerintah Singapura menemukan varian COVID-19 Delta menjadi yang paling umum di antara kasus lokal varian yang menjadi perhatian (VOCs), demikian menurut data Kementerian Kesehatan, menggarisbawahi tingkat penularannya.
Hingga 31 Mei tercatat 449 kasus lokal dengan VOCs, di mana 428 di antaranya merupakan varian Delta yang mulanya terdeteksi di India dan sembilan varian Beta yang awalnya muncul di Afrika Selatan, kata otoritas melalui pernyataan, Rabu.
Otoritas Singapura melaporkan kasus pertama varian Delta pada awal Mei.
Varian Delta memicu kekhawatiran lonjakan dahsyat di negara lain tempat varian tersebut ditemukan, seperti Inggris Raya, yang berpotensi menunda rencana penghapusan pembatasan COVID pasca vaksinasi di banyak wilayah.
Singapura melakukan pengurutan genom virus untuk semua kasus terkonfirmasi COVID-19, beda halnya dengan beberapa negara yang biasanya mengurutkan proporsi yang lebih kecil dari infeksi mereka.
Lonjakan kasus baru-baru ini, termasuk yang terkait dengan varian Delta, memaksa Singapura memperketat pembatasan pertemuan sosial bulan lalu. Tercatat 476 kasus transmisi lokal selama Mei.
Semenjak itu kasus COVID-19 melandai, dengan hanya dua kasus pada Rabu, terendah sejak awal Mei, menjelang kemungkinan pelonggaran pembatasan COVID setelah 13 Juni.
Program vaksinasi massal di Singapura berjalan lancar.
Negara kota itu melaporkan total lebih dari 62.000 kasus COVID, lokal maupun impor, dengan 34 korban meninggal.
Sumber: Reuters
Baca juga: Singapura beri akses khusus vaksin COVID-19 Sinovac
Baca juga: Forum Ekonomi Dunia batalkan pertemuan tahunan 2021 di Singapura
Baca juga: Singapura temukan klaster COVID di rumah sakit saat kasus lokal naik
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021