Di New York, Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Walikota New York Michael Bloomberg termasuk di antara mereka yang menghadiri ritual tahunan berupa pembacaan nama 2.752 orang yang tewas ketika dua pesawat yang dibajak menghancurkan Menara Kembar.
Upacara dimulai dengan lagu kebangsaan yang dinyanyikan oleh paduan suara pemuda di Ground Zero.
Keluarga yang kehilangan memegang foto orang-orang yang mereka cintai di bawah langit yang benar-benar cerah.
Presiden Barack Obama menghadiri upacara di Pentagon di luar Washington, yang juga dihantam oleh sebuah pesawat yang dibajak dalam serangan tersebut.
Upacara ketiga berlangsung di Shaksville, Pennsylvania, tempat pesawat keempat yang direbut oleh para penyerang jatuh di sebuah lapangan Keseluruhan korban empat serangan itu 3.000 orang.
Peringatan kali ini dirusak oleh perdebatan yang mempolarisasi perihal sebuah masjid yang direncanakan berdiri di dekat Ground Zero dan ancaman seorang pendeta Florida untuk membakar Al Qur`an.
Pendeta yang ingin cari perhatian itu telah tiba di New York Jumat malam untuk untuk terus mempubilkasikan kampanyenya.Unjuk rasa saingan di jalanan direncanakan di dekat tempat proyek masjid tersebut.
Obama, yang dengan teguh rencana masjid itu, menyerukan persatuan dalam pidato radio mingguannya.
Pendeta militan Terry Jones Sabtu mengatakan gerejanya tak akan pernah membakar Al Qur`an, seperti diancamkan sebelumnya. "Tidak sekarang ini, tidak akan pernah," katanya dalam program "Today" televisi NBC.
Demonstran yang mendukung hak warga Muslim untuk membangun sebuah pusat masyarakat Islam dan masjid dua blok dari Ground Zero mengatakan Jumat malam bahwa umat Islam di AS telah dixalimi karena serangan 9/11 itu.
"Kami bersatu untuk menolak stereotipe itu," kata Susan Lerner, direktur kelompok hak asasi manusia Common Cause New York. "Kami menolak gagasan bahwa lingkungan di kota besar kita terlarang bagi suatu kelompok."
Demonstran anti-masjid, yang dipimpin oleh kelompok ultra-konservatif, akan beraksi pada Sabtu malam.
Beberapa pemrotes menuduh pusat Islam itu dimaksudkan untuk menghormati "teroris 9/11".Pemrotes lainnya mengatakan bahwa perasaan keluarga mereka yang tewas pada 9/11 masih belum siap untuk menerima proyek itu.
(S008/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010