Upacara-upacara tersebut diadakan untuk menghormati hampir 3.000 orang yang tewas ketika para pembajak menabrakkan pesawat-pesawat ke World Trade Center di New York, Pentagon di luar Washington dan satu lapangan di Pennsylvania.
Namun, upacara-upacara tahun ini diwarnai hal-hal lebih berbau politik seperti aksi protes terhadap rencana pembangunan satu masjid yang terletak dua blok dari "Ground Zero" dan ancaman seorang pastur di Florida untuk membakar kitab suci Al Quran yang menyulut unjuk-unjuk rasa di berbagai belahan dunia Muslim.
Ketika berbicara di Pentagon, Obama mengatasi perdebatan di dalam negeri itu -- yang mengundang reaksi ummat Islam di luar negeri.
"Sebagai orang Amerika kami takkan dan tak pernah berperang dengan Islam. Islam bukanlah agama yang menyerang kita pada hari di September itu. Itu pekerjaan Al Qaida," kata Obama, yang mendesak warga Amerika jangan menaruh "kebencian dan prasangka."
Di Ground Zero, tempat pekerjaan rekonstruksi pertama kali dilakukan, satu kelompok paduan suara remaja membuka upacara itu dengan lagu kebangsaan.
Wakil Presiden Joseph Biden dan Walikota New York Michael Bloomberg termasuk di antara tokoh-tokoh yang menghadiri ritual tahunan pembacaan nama 2.752 orang yang terbunuh ketika dua pesawat udara menghancurkan menara kembar tersebut.
Kerabat para korban memegang potret orang-orang yang mereka cintai di bawah langit yang cerah sementara mereka mendengarkan daftar nama itu dibacakan oleh mereka yang selamat dalam tragedi tersebut dan para anggota tim rekonstruksi.
"Kami datang bukan untuk berkabung tetapi ingin mengingat kembali dan membangun kembali," kata Biden.
(ANT/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010
Hilangkan kata2 MUSUH,semua manusia adalah ciptaan TUHAN dimana2 sama,baik derajat maupun martabatnya.
Menyembah TUHAN juga berbagai macam cara tergantung individu masing2 / Paham masing2.
STOP FANATICISME !!!
Sampai kapanpun nggak ada guyup rukun,kalau tiap2 kelompok mengaku dirinya paling benar.