Berdasarkan pantauan ANTARA, memasuki hari kedua perayaan hari raya Idul Fitri 1431 Hijriah atau H+1, arus kendaraan menuju kawasan perkantoran Gunung Gare dan perkebunan teh Gunung Dempo macet sepanjang satu kilometer.
Petugas kepolisian dan penjaga pintu gerbang masuk lokasi wisata Gunung Dempo kewalahan dengan mulai meningkatnya pengunjung lokasi wisata tersebut. Kemacetan berlangsung mulai dari pukul 10.00. Beberapa petugas kepolisian dari Satlantas pun harus bekerja keras mengatur arus lalu lintas agar tetap lancar.
"Kemacetan terjadi mulai dari jalan dua jalur Dusun Pagarjaya hingga pintu gerbang. Kemacetan terjadi lantaran banyaknya pengunjung yang datang menggunakan sepeda motor dan mobil pribadi," kata Kasat Lantas Polres setempat, Iptu Sumaryono, di Pagaralam, Sabtu.
Dia mengatakan, lalu lintas menuju Gunung Dempo macet diprediksi lantaran banyaknya pengguna jalan yang akan menuju pusat rekreasi terbesar di Pagaralam tersebut dan pusat perkantoran milik Pemkot Pagaralam.
"Kebanyakan dari pengguna jalan yang menuju arah Gunung Gare adalah kendaraan bernomor polisi dari daerah Muaraenim, Empatlawang dan Lahat. Bahkan termasuk B, F dan nomor polisi luar kota lainnya yang datang dari Jakarta, Lampung dan Bengkulu.
Ia melanjutkan, kemacetan yang terjadi di jalan Gunung Gare menuju arah perkantoran, selain banyaknya kendaraan yang melaju, juga dipengaruhi oleh konpoi sepeda motor muda mudi.
"Kita sudah mengerahkan puluhan personel dari Satuan Lalu Lintas Polres Pagaralam untuk melakukan pemantauan dan pengamanan ribuan pengunjung yang memasuki kawasan Gunung Dempo," ungkap dia.
Sementara itu Kapolres Kota Pagaralam, AKBP Abdul Soleh, mengatakan di kawasan Gunung Dempo sudah ada pos pengamanan (Pos Pam) di simpang tiga Kampung II perumahan PTPN VII.
"Memang memasuki hari kedua sejumlah ruas jalan di Kota Pagaralam mulai dipadati pengunjung termasuk lokasi wisata Gunung Dempo dan air terjun. Kita sudah menyiagakan sekitar 200 polisi untuk mengamankan aktifitas warga selama lebaran tahun ini," ungkap dia. (ANT-127/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010