"Kondisi bayinya baik-baik saja meskipun harus lahir di kondisi yang memprihatinkan," kata salah seorang dokter dari Kementerian Kesehatan ,Jaya Supriyanto, Kamis
Dokter Jaya adalah anggota tim reaksi cepat penanggulangan bencana untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi para korban banjir Pakistan.
Jaya menjelaskan, bayi tersebut lahir di kamp pengungsian tempat tim reaksi cepat penanggulangan bencana di bawah Badan Nasional Penanggulangan Bencana asal Indonesia membuka posko kesehatan.
Usai memeriksa kesehatan sang bayi, tim kesehatan dari Indonesia juga memberikan obat-obatan dan suplemen bagi Abeda serta memintanya untuk terus memberikan air susu ibu bagi bayinya.
Abeda mengaku sedih harus melahirkan di kamp pengungsian dan belum tahu kapan dia bisa kembali kerumah mengingat tempat tinggalnya hancur akibat banjir.
"Hingga saat ini juga belum ada bantuan dari pemerintah setempat untuk kami bisa membangun kembali rumah yang rusak," kata Abeda.
Bayi Abeda yang baru dilahirkan sekitar 24 jam lalu sejak berita ini diturunkan belum mempunyai nama karena harus menunggu usianya tujuh hari.
Abeda dan bayinya tinggal di kamp pengungsian bersama ratusan orang lainnya dan harus tidur di ruangan kelas yang disulap menjadi tempat tidur menggunakan tempat tidur dari rotan.
(W004/A011)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010